Komjen Setyo Ungkap Rencana Penyergapan Djoko Tjandra pada 2015
jpnn.com, JAKARTA - Terpidana cessie Bank Bali Djoko Soegiarto Tjandra pernah menjadi target tim gabungan dari empat lembaga penegak hukum karena diprediksi bakal pulang ke Indonesia.
Tim tersebut telah menyiapkan strategi untuk melakukan penyergapan terhadap terpidana yang lebih dikenal dengan nama Djoko Tjandra pada 2015 lalu, saat orang tuanya meninggal dunia.
Mantan Sekretaris NBC Interpol Komjen (Purn) Setyo Wasisto juga mengungkap bahwa dirinya ketika itu telah menerbitkan surat penangkapan untuk Djoko Tjandra.
Demikian diceritakan Setyo saat bersaksi dalam persidangan lanjutan kasus penghapusan red notice Djoko Tjandra dengan terdakwa Brigjen Pol Prasetijo Utomo di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (23/11).
"Saya menyurat ke Ditjen Imigrasi pada 12 Februari 2015. Alasan saya membuat surat, karena mendapat laporan dari anggota, orang tua dari Djoko meninggal dan disemayamkan di rumah duka di Jakarta," kata Setyo.
Setyo menerangkan bahwa Djoko ketika merupakan buronan atau DPO (Daftar Pencarian Orang) dari Kejaksaan Agung.
Djoko juga memiliki dua identitas yang berbeda, pertama dari Indonesia dan kedua dari Papua Nugini.
"Kami juga mencantumkan ada dua identitas, karena kami mendapat ada adendum dari red notice (terkait) adanya identitas baru dari yang bersangkutan dan nomor paspor dari Papua Nugini," jelas Setyo.
Mantan Sekretaris NBC Interpol Komjen (Purn) Setyo Wasisto bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta.
- Bebas dari Bui, Irjen Napoleon Bonaparte Menerima Sanksi dari Polri
- Pinangki Sirna Malasari
- Berita Terkini Irjen Napoleon Terpidana Kasus Suap Djoko Tjandra, Siap-Siap
- AKBP Brotoseno Tak Dipecat, Sementara Pinangki Sirna Malasari Disikat
- Irjen Napoleon Bonaparte Jadi Pendatang Baru di Lapas Cipinang
- Reaksi Bareskrim Polri soal Tommy Sumardi Diancam Dibunuh Irjen Napoleon Bonaparte