Komnas HAM Menolak Lupa soal Kasus Novel Baswedan
jpnn.com, JAKARTA - Penyelidikan dan penyidikan dugaan penyiraman air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan belum menemukan titik terang. Pelaku, apalagi motifnya, belum terungkap.
Ketua Komnas HAM Taufan Damanik mengatakan, penuntasan kasus ini harus dilihat secara utuh.
Dia menuturkan, rekomendasi Komnas HAM sudah jelas kepada Presiden Jokowi untuk mengawasi Kapolri yang juga sudah direkomendasikan lembaganya melakukan penyidikan lebih intensif.
"Jadi ada tugas presiden yang kami beri rekomendasi, ada tugas Kapolri juga," kata Taufan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/12).
Dia menambahkan rekomendasi Komnas HAM berikutnya adalah kepada KPK. Menurutnya, Komnas HAM menyimpulkan upaya penyerangan Novel itu ada unsur obstruction of justice atau tindakan menghalangi penyidikan. "KPK sebetulnya bisa pakai UU Tipikor untuk melakukan penyelidikan," ujar dia.
Dia menjelaskan Komnad HAM akan terus mendorong Polri untuk melakukan penyidikan dan menemukan pelaku serta membongkar motifnya. Karena itu, dia mengaku Komnas HAM akan menyurati Kapolri Jenderal Idham Azis.
"Nah sampai hari ini dari Polri belum temukan, ya kami akan dorong, kami surati lagi Pak Idham Azis," katanya.
Selain itu, ujar dia, Komnas HAM akan terus mengingatkan Presiden Jokowi. Menurutnya, Jokowi beberapa waktu lalu mengapresiasi rekomendasi Komnas HAM dan akan lakukan pengawasan. "Itu akan kami tanyakan nanti," ujarnya.
Penyidikan kasus dugaan penyiraman air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan belum menemukan titik terang.
- Komnas HAM: Satgas TPPO Tak Lakukan Pencegahan di NTT
- Jokowi Seharusnya Tidak Memanfaatkan Prabowo Demi Kepentingan Politik Pribadi
- Komnas HAM Ungkap Aktor Pembubaran Diskusi FTA di Kemang, Oh Si Rambut Kuncir
- Prabowo dan Jokowi Bertemu di Surakarta, Lalu Makan ke Angkringan
- Kacau, Kantor Media di Papua Dilempar Molotov, Komnas HAM Ambil Sikap Begini
- Akbar Yanuar