Komnas HAM Minta Polisi Hadirkan 2 Paslon Pilkada Puncak Jaya

jpnn.com, JAYAPURA - Komnas HAM Papua meminta aparat keamanan untuk menghadiri dua pasangan calon bupati dan wakil bupati Puncak Jaya untuk meredam konflik pilkada.
"12 orang meninggal karena konflik politik, ini tidak boleh berlarut-larut karena korban akan bertambah. Kedua pasangan calon harus dihadirkan untuk meredam masa masing-masing," ujar Kepala Komnas HAM perwakilan Papua Frits Ramandey di Jayapura.
Kata Frits, meski langka perdamaian dan mediasi terus dilakukan, namun yang bisa meredam itu hanyalah dua pasangan calon yakni Yuni Wonda-Mus Kogoya (paslon nomor urut 1) dan Miren Kogoya-Mendi Wonerengga (paslon nomor urut 2).
"Harus dihadirkan karena keduanya merupakan aktor sehingga terjadinya konflik hingga jatuh korban jiwa," jelasnya.
Disamping itu, Frits juga menegaskan agar KPU juga bekerja cepat, tanpa harus mengulur waktu.
"Ini harus cepat jangan sampai korban bertambah," jelasnya.
Tercatat korban jiwa akibat konflik pilkada di Kabupaten Puncak Jaya mencapai 12 orang dari masing-masing kubu sejak 27 November 2024 sampai dengan awal April 2025.
Bahkan hingga saat ini aktifitas perkantoran dan ekonomi lumpuh total, termasuk banyaknya warga memilih untuk mengungsi di kodim dan polres setempat.
Konflik Pilkada Puncak Jaya bisa diredam apabila dua Pasangan calon dihadirkan untuk menenangkan masing-masing masa pendukung.
- 5 Berita Terpopuler: Perkembangan Terbaru RPP Manajemen ASN, Masih Misterius, Ada Kata Insyaallah
- Ikut Cari Iptu Tomi Marbun, Ketua Komnas HAM Papua Diberondong KKB
- Bupati Raja Ampat Tegaskan Gerakan NFRPB Bertentangan dengan Konstitusi
- Tokoh Masyarakat Papua Dukung Aparat Tindak Tegas OPM
- Dugaan Penyiksaan Pemain Sirkus OCI, Komnas HAM Ungkap Fakta Ini
- Andreas: Kejahatan yang Dilakukan KKB tak Boleh Dibiarkan Terus Menerus Terjadi