Komnas HAM Sesalkan Pemeriksaan Celdam di Rutan Brimob
![Komnas HAM Sesalkan Pemeriksaan Celdam di Rutan Brimob](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
jpnn.com - JAKARTA---Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menerima pengaduan dari tiga istri tersangka kasus terorisme . Mereka merasa dilecehkan karena diwajibkan membuka celana dalam saat hendak menjenguk suaminya yang ditahan di rutan Brimob.
"Itu sangat berlebihan. Kami menyesalkan tindakan pemeriksaan itu," ujar anggota Komnas HAM Siane Indriani di Jakarta kemarin. Tiga istri tersangka teroris yang mengadu adalah Ummu Nauzah, Ummu Latif dan Nabilah.
Menurut Siane, tindakan itu menunjukkan sikap kekhawatiran yang berlebihan. "Petugas rutan punya peralatan yang baik dan bisa menggunakan metode lain yang tidak sampai menyakitkan hati pembesuk," ujarnya.
Komnas Ham akan melakukan langkah tindak lanjut dari laporan para istri itu. "Kita akan rapat dan kaji lalu menentukan sikap. Yang jelas, tindakan itu sangat disesalkan," katanya.
Salah seorang istri yang mengadu, Ummu Nauzah menceritakan, dirinya dua kali ditolak menjenguk suami di rutan Brimob. "Saya menangis karena diwajibkan buka celana dalam. Saya tidak terima," katanya.
Untunglah, kini, sang suami dipindah ke lapas Cibinong, Jawa Barat. "Sampai saat ini praktik itu masih ada. Kita berharap Komnas HAM mengusut pelecehan terhadap kehormatan wanita itu," katanya.
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Agus Rianto menolak berkomentar terhadap laporan baru itu. Agus beralasan harus melakukan konfirmasi ulang ke petugas rutan Brimob di kelapa Dua , Depok. "Besok (hari ini) saja di kantor," singkatnya.(rdl)
JAKARTA---Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menerima pengaduan dari tiga istri tersangka kasus terorisme . Mereka merasa dilecehkan karena diwajibkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Komite I DPD Apresiasi Langkah Menteri Nusron Wahid Menyelesaikan Kasus Pagar Laut
- Staf Anggota DPR Hafisz Thohir Mangkir dari Panggilan KPK
- 4 Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Mbak Ita Ternyata....
- Danone Indonesia dan MPKU Muhammadiyah Gelar Edukasi Akbar Sekolah Sehat
- Pengamat Sebut KPK Harus Lanjutkan Kasus Hasto, Jangan Jadi Alat Barter Kekuasaan
- KPK Sebut Hevearita Gunaryanti Mangkir Lagi, Kali Ini Tiba-tiba Belok ke RS