Komnas PA Ingatkan Para Ibu soal Bahaya BPA pada Anak

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Hery Chariansyah mengingatkan para ibu agar menghindari penggunaan galon guna ulang mengandung BPA.
Dia pun berterima kasih kepada pemerintah juga BPOM atas peraturan BPOM No 6 tahun 2024 yang telah mengundangkan Perubahan Kedua PerkaBPOM No 31 tahun 2018 tentang label pangan olahan.
Hery Chariansyah menyampaikan hal itu dalam diskusi bertajuk 'Autis Terus Meningkat, Pilihlah Wadah yang Bebas BPA' di Jakarta.
"Intinya, galon guna ulang yang beredar harus dibeli label berpotensi BPA. Bagi kami yang memperjuangkan kesehatan anak tak bisa menerima berpotensi, tetapi harus dihindari," kata Hery Chariansyah.
Hery meningatkan kembali bahwa penyandang Autis di dunia makin meningkat. Menurut data terbaru, setiap 36 kelahiran terdapat satu anak yang lahir autis.
"BPA itu sangat berperan besar sebagai penyebabnya. Untuk itu, ibu-ibu harus pandai memilih AMDK yang aman yang tidak mengandung BPA," katanya.
Menurut pemilik sekolah Imaculata Autism Boarding School, dr Imaculata, setelah dilakukan penelitian terhadap darah atau feses anak autis yang dilakukan di Amerika Serikat, ternyata banyak mengandung logam berat dan BPA.
"Maka dari itu, hindari penggunaan galon guna ulang yang jelas jelas berpotensi BPA. Sebab BPA butuh waktu untuk meracuni kita," tutur Dr Imaculata Umiyati. Setelah sample darah dan feses anak autis diperiksa.
Komnas PA ingatkan para ibu agar menghindari penggunaan galon guna ulang mengandung BPA.
- KKI Temukan 40% Galon Guna Ulang Sudah Berusia di Atas 2 Tahun, Ini Bahayanya
- KKI: 75% Distribusi Galon Guna Ulang Tidak Penuhi Standar Keamanan
- Riset Terbaru USU Perkuat Deretan Bukti Ilmiah, BPA Tidak Terdeteksi pada AMDK
- Penelitian Terbaru USU: BPA Tak Terdeteksi pada AMDK yang Terpapar Sinar Matahari
- KKI Soroti Ketidakmerataan Distribusi Galon Bebas BPA
- Cuma Indonesia yang Ribut soal Galon Polikarbonat, Eropa & Amerika Santai Saja