Komnas PA Minta Hasil Penelitian BPOM soal BPA Dibuka ke Publik

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengaku bingung rencana harmonisasi Perka Nomor 31 Tahun 2018 hingga kini belum disahkan.
Dia pun mencurigai ada pihak yang menghalangi pelabelan pada wadah plastik mengandung bispheno A atau BPA.
Padahal, kata Arist, risiko yang dipertaruhkan sangat besar, yakni kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok usia rentan, bayi, balita, dan janin.
Dia pun menegaskan bawa Komnas PA mendukung keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengubah perka tersebut.
"Saat ini harusnya para pemangku jabatan lebih memerhatikan masalah kesehatan," kata Arist, di kantor Komnas PA, kawasan Jakarta Timur, Selasa (1/3).
Arist lalu menjabarkan bahwa pelabelan itu tidak akan berpengaruh pada pasar asalkan kelompok usia rentan, bayi, balita dan janin tidak mengkonsumsi.
Dia lantas mencontohkan lpenjualan rokok tidak terpengaruh walau sudah diberi label peringatan akan bahayanya. Begitu juga yang terjadi pada susu kental manis.
Komnas PA meminta BPOM agar membuka hasil penelitian soal BPA ke publik. Ini Alasannya.
- KKI Temukan 40% Galon Guna Ulang Sudah Berusia di Atas 2 Tahun, Ini Bahayanya
- KKI: 75% Distribusi Galon Guna Ulang Tidak Penuhi Standar Keamanan
- Riset Terbaru USU Perkuat Deretan Bukti Ilmiah, BPA Tidak Terdeteksi pada AMDK
- Penelitian Terbaru USU: BPA Tak Terdeteksi pada AMDK yang Terpapar Sinar Matahari
- Perlunya Kewaspadaan Soal Kosmetik yang Banyak Dipromosikan di Medsos
- Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Menekraf Dorong BPOM Bantu UMKM Tumbuh