Komnas PA Minta Kabareskrim Usut Pembantaian Bumil dan Dua Bocah di Bintuni

"Kami akan ktemu Denpom ke sana. Sebelum ke sana, kami akan ketemu Panglima TNI dulu di sini minta dukungan," bebernya.
Lebih lanjut Arist mengaku belum mengetahui motif pembunuhan tersebut. Yang jelas, saat evakuasi jasad, tidak ada barang-barang korban yang hilang.
"Jadi tidak ada dugaan perampokan. Diduga ini antara pelaku dan korban kenal dan ada dendam," kata Arist.
Kronologis kejadian, Arist menjelaskan, pada 25 Agustus 2015 pukul 06.30, YH suami korban yang berprofesi sebagai kepala sekolah di sebuah Sekolah Dasar bertugas mengantar guru-guru honorer ke beberapa pulau. Anak dan istrinya pun harus ditinggal di rumah.
"Dari hasil autopsi melaporkan bahwa stengah jam setelah suami meninggalkan keluarga disitulah diduga perkosaan dan pembantaian dilakukan," ungkap Arist.
Polisi belum menetapkan satu tersangka pun dalam kasus ini, karena masih mengumpulkan dua alat bukti. Awalnya, Polda Papua Barat memeriksa 14 saksi, namun kini mengerucut kepada lima saksi yang salah satunya oknum anggota TNI.(boy/jpnn)
JAKARTA - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menemui Kepala Bareskrim Polri Komjen Anang Iskandar, Jumat (18/9), untuk
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pemerintah Diminta Cabut Moratorium Pengiriman Pekerja Migran Indonesia ke Timur Tengah
- Sidang 3 Hakim Kasus Ronald Tannur Ditunda, Jaksa Belum Siap
- Budi Gunawan Anggap Lawatan Prabowo ke Lima Negara Menghasilkan Kerja Sama Strategis
- Satu PMI Ditemukan Tewas Penuh Luka di Kamboja, Menteri P2MI Bilang Begini
- Bea Cukai dan Polres Nunukan Bersinergi dalam Pemusnahan Barang Bukti Narkotika
- Oknum Anggota DPRD Banten Ditangkap Terkait Penipuan Cek Kosong, Begini Kronologinya