Komnas Perempuan Diminta Sigap Hadapi Kasus Pelecehan Rektor Nonaktif UP
jpnn.com, JAKARTA - Amanda Manthovani selaku kuasa hukum RZ, salah satu korban pelecehan rektor nonaktif Universitas Pancasila (UP) ETH (72) meminta Komnas Perempuan bisa merespons cepat kasus yang dialami kliennya.
Pasalnya, kata Amanda, dia sudah mengadukan kasus yang dialami korban tersebut, tetapi belum ada respons atau tindak lanjut dari Komnas Perempuan.
"Pada 12 Februari kami datang dengan membawa surat pengaduan. Kemudian 27 Februari klarifikasi dari Komnas Perempuan kepada korban pelapor, hanya itu saja," kata Amanda kepada wartawan, Rabu (13/3).
Padahal, Amanda menyebut semestinya Komnas Perempuan bisa tanggap atas kasus tersebut. Terlebih sudah ada dua korban yang melaporkan kasus tersebut kepada polisi
"Sampai hari ini tida ada tindak lanjut sama sekali padahal sudah 31 hari dari kami buat laporan ke Komnas Perempuan," kata Amanda.
Dia pun berharap agar Komnas Perempuan bisa menjalankan tupoksinya dalam menyikapi kasus-kasus yang menjadikan kaum hawa sebagai korban.
"Saya harap bisa menjalani tupoksi Komnas Perempuan sebagaimana mestinya dalam penanganan korban," kata Amanda.
Dia juga mengatakan bahwa kasus tersebut turut dilaporkan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Komnas Perempuan diminta lebih sigap dalam merespons kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan rektor nonaktif UP.
- Honorer yang Satu Ini Sulit jadi PPPK, Kelakuannya Parah
- Hubungan Terlarang Bu Guru dengan Muridnya, Punya Anak, Terungkap karena Wajah Mirip
- Kasus Pelecehan Seksual Sesama Jenis di Mataram, Polda NTB Minta Dukungan Puslabfor
- LPSK Bakal Temui Keluarga Korban Penembakan oleh Oknum TNI AL
- Kasus Pelecehan Turis Singapura di Braga Bandung Berakhir Damai
- 3 Terduga Pelaku Pelecehan Turis Asing di Braga Bandung Diamankan Polisi, Begini Pengakuannya