Kompleks Bengkel Teater Rendra, setelah sang Maestro Tiada
Lanjutkan Hutankan Kota dan Bangun Amphitheatre
Kamis, 20 Agustus 2009 – 06:39 WIB

Foto: Agung Putu Iskandar/JAWA POS
Peninggalan monumental Wahyu Sulaiman Rendra, kompleks Bengkel Teater, tidak akan merana meski sang Maestro telah berpulang. Keluarga dan aktivis Bengkel Teater bertekad melanjutkan obsesi seniman karismatik itu. Selain meninggalkan ribuan puisi dan sajak, Rendra memang meninggalkan kompleks seluas tiga hektar.
AGUNG PUTU I, Jakarta
PULUHAN karangan bunga duka cita masih terpajang di pelataran aula Bengkel Teater Rendra di Citayam, Depok, Sabtu lalu (15/8). Mengering dan layu. Styrofoam tempat bunga-bunga itu bersandar pun lusuh berlapis debu. Warna-warna kertas hias mulai memucat.
Sudah seminggu lebih karangan bunga tersebut berada di situ. Tepatnya, sejak Rendra wafat pada 6 Agustus lalu. Sore itu, Sudibyanto, memasukkan satu per satu karangan bunga itu ke aula. Mendung memang menggantung. "Mau hujan. Dimasukkan ke aula agar tidak rusak," kata pria yang akrab dipanggil Dibyo tersebut.
Peninggalan monumental Wahyu Sulaiman Rendra, kompleks Bengkel Teater, tidak akan merana meski sang Maestro telah berpulang. Keluarga dan aktivis
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu