Kompleks Bengkel Teater Rendra, setelah sang Maestro Tiada

Lanjutkan Hutankan Kota dan Bangun Amphitheatre

Kompleks Bengkel Teater Rendra, setelah sang Maestro Tiada
Foto: Agung Putu Iskandar/JAWA POS
Peninggalan monumental Wahyu Sulaiman Rendra, kompleks Bengkel Teater, tidak akan merana meski sang Maestro telah berpulang. Keluarga dan aktivis Bengkel Teater bertekad melanjutkan obsesi seniman karismatik itu. Selain meninggalkan ribuan puisi dan sajak, Rendra memang meninggalkan kompleks seluas tiga hektar.
 

AGUNG PUTU I, Jakarta

 

PULUHAN karangan bunga duka cita masih terpajang di pelataran aula Bengkel Teater Rendra di Citayam, Depok, Sabtu lalu (15/8). Mengering dan layu. Styrofoam tempat bunga-bunga itu bersandar pun lusuh berlapis debu. Warna-warna kertas hias mulai memucat.

Sudah seminggu lebih karangan bunga tersebut berada di situ. Tepatnya, sejak Rendra wafat pada 6 Agustus lalu. Sore itu, Sudibyanto, memasukkan satu per satu karangan bunga itu ke aula. Mendung memang menggantung. "Mau hujan. Dimasukkan ke aula agar tidak rusak," kata pria yang akrab dipanggil Dibyo tersebut.

Peninggalan monumental Wahyu Sulaiman Rendra, kompleks Bengkel Teater, tidak akan merana meski sang Maestro telah berpulang. Keluarga dan aktivis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News