Kompleks Bengkel Teater Rendra, setelah sang Maestro Tiada

Lanjutkan Hutankan Kota dan Bangun Amphitheatre

Kompleks Bengkel Teater Rendra, setelah sang Maestro Tiada
Foto: Agung Putu Iskandar/JAWA POS

Pria yang menyemir cokelat rambutnya itu mengatakan, kompleks Bengkel Teater memang potensial. Lahannya luas. Kalau hanya untuk permukiman, jelas tidak optimal pemanfaatannya. Karena itu, dengan menghutankan kompleks tersebut, potensi lain bisa dimanfaatkan. Tempat tersebut bisa menjadi jujukan masyarakat. Hutan di tengah kota Depok. "Mudah-mudahan jadi tempat rekreasi," harap lelaki 57 tahun itu.

Dari mana pembiayaannya" Iwan menuturkan, mereka bakal mencari uang dengan menjual skenario-skenario. Yang paling mungkin adalah membuat skenario untuk film-film lepas di televisi. Apalagi, istri Rendra, Ken Zuraida, memang ahli menulis skenario. "Bahkan, sejak Mas Willy ada pun, Mbak Ida (panggilan Ken Zuraida, Red.) sudah banyak menulis skenario," katanya.

Order sudah ada. Sebuah stasiun televsi nasional meminta Ken dan Iwan menggarap sebuah film khusus Ramadan. Proses kontrak sedang berjalan. "Kalau sudah pasti, nanti saja saya ceritakan," kilahnya. Pria penggemar mobil klasik lansiran Volkswagen itu melanjutkan, mereka juga bakal merambah ke layar lebar. Apalagi, Iwan sudah tak asing lagi dengan dunia itu. Skenario dibuat Ken, sementara dia yang mengurusi tetek-bengek lain.

Iwan optimistis mereka tetap eksis tanpa menjual nama Rendra. Sebab, bagaimanapun denyut nadi Bengkel Teater harus terus dilanjutkan dengan atau tanpa Rendra. "Ini sama seperti dulu. Ketika Mas Willy dipenjara, kami terus jalan. Sekarang kami juga harus jalan terus," ujarnya.

Peninggalan monumental Wahyu Sulaiman Rendra, kompleks Bengkel Teater, tidak akan merana meski sang Maestro telah berpulang. Keluarga dan aktivis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News