Kompolnas Buka Suara Soal Pemeriksaan Anggota Ditsiber Polda Jateng Terkait Sukatani

Mantan Komisioner Komnas HAM itu menjelaskan Polri juga menghadapi berbagai kritik yang sama mulai dari banyak kritik dari mural hingga orasi di demo.
Namun, Kapolri, kata dia, mewadahi kritik-kritik yang ada dengan menyediakan lomba untuk memberikan masukan pada pihak kepolisian.
"Ini tidak hanya sekadar lomba, tetapi ini ekspresi dari kepolisian memberikan jaminan terhadap kebebasan terekspresi dan tatap muka langsung terhadap yang mengekspresikan masukan atau kritiknya," katanya.
Anam juga mengungkapkan, kebebasan berekspresi masuk dalam genre hak asasi manusia yang bisa diatur atau bisa dibatasi. Hal itu, kata dia, sesuai dengan Pasal 19 Konvenan Internasional, Hak-Hak Sipil dan Politik.
"Nah, oleh karenanya gunakan kebebasan berekspresi ini sebagai bagian dari partisipasi publik untuk pembangunan negara kita. Bukan bagian dari hal-hal yang malah kontradiksi terhadap pembangunan negara kita," ujar Anam.(mcr8/jpnn)
Komisioner Kompolnas Choirul Anam angkat bicara soal permintaan maaf dari band Sukatani terkait lagu berjudul bayar, bayar, dan bayar.
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Kenny Kurnia Putra
- Polisi Izinkan Band Sukatani Kembali Bawakan Lagu Bayar Bayar Bayar di Panggung
- Soal Sukatani Dibungkam Polisi, Dewan Kesenian Purbalingga: Seperti Orde Baru
- Belum Beres, Pemeriksaan 4 Polisi Intimidasi Lagu Sukatani Masih Berlangsung
- Omongan Kapolri Listyo Diungkit setelah Band Sukatani Didatangi Polisi
- 3 Berita Artis Terheboh: 13 Saksi Kasus Nikita Diperiksa, Lagu Bayar Bayar Bayar Boleh Diedarkan
- Mahfud MD Bilang Begini soal Lagu Band Sukatani yang Menyentil Polisi