Kompolnas Minta Polri Hentikan Seluruh Kerjasama dengan Australia
jpnn.com - JAKARTA - Komisioner Kompolnas, Adrianus Meliala menilai wajar jika muncul kecurigaan terhadap berbagai macam bantuan yang berasal dari Australia. Termasuk bantuan dalam bentuk peralatan dan uang kepada Densus 88 Antiteror Polri.
Menurutnya, penyadapan yang dilakukan Australia telah membuktikan bahwa Negeri Kanguru itu tidak bisa dipercaya. Apalagi,sampai saat ini tidak terlihat niat baik dari pemerintah Australia untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Dengan munculnya skandal itu (penyadapan) wajar kita bersikap seperti itu (curiga). Kita harus bersikap seperti itu," ujar Adrianus saat dihubungi JPNN, Selasa (19/11).
Mantan Penasehat Kapolri itu mengatakan, kerjasama Polri dan Australia bukan hanya berupa bantuan kepada Densus 88 saja. Polri juga bekerjasama dengan AFP (kepolisian federal Australia) dalam memerangi kejahatan dunia maya (cyber crime).
Selain itu, Polri juga mendapat bantuan dana dan teknis terkait operasional Pusat Koordinasi Kejahatan Transnasional (TNCC) dan Pusat Data Bom Polri di Jakarta.
Seluruh kerjasama itu, lanjutnya, berpotensi didompleng Australia untuk kepentingan intelijennya.
"Mungkin itu data bom Indonesia sudah terbang semua ke Canberra (Ibu Kota Australia) sana," ujar Adrianus.
Ia mengusulkan agar saat ini Polri menghentikan dulu aktivitas yang melibatkan pihak Australia. Termasuk, program-program kerjasama jangka panjang.
JAKARTA - Komisioner Kompolnas, Adrianus Meliala menilai wajar jika muncul kecurigaan terhadap berbagai macam bantuan yang berasal dari Australia.
- Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini 15 November 2024: Pagi Sudah Berawan Tebal
- Sun Life Berkomitmen Tingkatkan Kesadaran Pentingnya Pencegahan Diabetes Tipe 2
- Gibran Cek Lokasi Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi, Pastikan Kebutuhan Dasar Terpenuhi
- Istri Kapolri Tinjau Penyaluran Air Bersih Untuk Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Pengusaha Muda Harus Siap Menghadapi Perubahan Jakarta Menuju Kota Global
- Menyerap Aspirasi demi Melahirkan Kekuatan Baru Ekonomi Kreatif