Komputerisasi PSB Masih Bikin Bingung

Komputerisasi PSB Masih Bikin Bingung
Komputerisasi PSB Masih Bikin Bingung
KOMPUTERISASI pendaftaran siswa baru (PSB) Sekolah Dasar dianggap membingungkan sebagian warga Jakarta Utara. Misalnya Ilham. Warga Cakung Barat, Jakarta Utara, mengaku mendapat kesulitan saat melakukan pendaftaran anaknya, karena sepenuhnya dikendalikan oleh sistem. Dia kecewa karena tidak dapat segera menyekolahkan anaknya ke sekolah yang dituju. ’’Kalau aturan penerimaan berdasarkan prestasi, bukan umur dan kuota kelas, anak saya siap bersaing,’’ tegasnya.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengaku sistem yang diberlakukan ini belum sepenuhnya diketahui masyarakat. Hal ini dilakukan demi transparansi, akuntabilitas dan tidak adanya diskriminasi terhadap calon peserta didik dari tingkat Sekolah Dasar (SD). Terutama juga mendukung program Wajib Belajar 9 Tahun.

Taufik menyatakan, usia siswa yang lebih tua akan didahulukan untuk segera menikmati pendidikan di sekolah tersebut. Sebelum diberlakukannya sistem tersebut, beberapa di antara calon anak didik akan dikalahkan terhadap kepentingan tertentu dari sejumlah pihak yang juga memiliki niat sama. ’’Setiap kepala dinas mana pun yang ingin mendaftarkan sekolah juga harus melalui sistem ini juga,’’ ungkapnya.

Dalam sistem yang dikembangkan tersebut memiliki tiga pilihan sekolah yang dituju, sehingga jika tidak diterima di satu sekolah bisa memilih opsi lainnya. Tiap calon peserta wajib mendaftarkan ulang anaknya ke salah satu sekolah yang dipilihnya untuk menjalani pendidikan. ’’Jika tidak maka yang bersangkutan dianggap mundur dan sudah tidak berminat lagi,’’ tegasnya .

KOMPUTERISASI pendaftaran siswa baru (PSB) Sekolah Dasar dianggap membingungkan sebagian warga Jakarta Utara. Misalnya Ilham. Warga Cakung Barat,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News