Komunitas Difabel Diajak Melawan Informasi Hoaks
"Biasanya hoaks itu tata bahasanya buruk, URL situs yang mencurigakan, dan lain-lain,” ujar Rizwansyah
Pada kesempatan yang sama, Zulvia selaku Koordinator Yayasan Sahabat Difabel Aceh menekankan masyarakat harus kritis saat mendapatkan suatu informasi.
Jika tidak akan mudah termakan oleh isu-isu negatif maupun hoaks yang beredar marak pada saat ini.
“Mengapa kami bisa percaya hoaks? Banyak di antara kita sering mengambil keputusan hanya dari judul, baca judulnya langsung merasa kalau isi berita sama seperti judul yang disampaikan, kemudian juga tidak mencari sumber yang lain,” tuturnya.
Zulvia menjelaskan adanya metode praktis yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk menangkal informasi hoaks yaitu dengan cara D-A-C-K.
Gunakan cara D-A-C-K, dengarkan, apresiasi, cek-ricek dan klarifikasi. Informasi yang didapat didengarkan dahulu.
Setelah itu, kasih apresiasi untuk orang yang memberi informasi tersebut. Kemudian dicek lagi sumber dari informasinya.
"Nah, yang terakhir diklarifikasi bahwa setelah kami cek informasi itu termasuk hoaks atau bukan agar kita dan orang-orang di sekitar kita juga tidak terdampak informasi hoaks,” jelas Zulvia.
Komunitas difabel diajak Kementerian Komunikasi dan Informatika melawan informasi hoaks.
- Ajudan Pastikan Rekaman Suara Mirip Jokowi Hoaks
- Bawaslu Minta Setop Penyebaran Hoaks dan Ujaran Kebencian Terkait Pilkada Serentak
- Pilkada 2024 Telah Usai, Ketua LUIS Ingatkan Umat Muslim Jangan Terprovokasi Hoaks
- Milenial Dominasi Pengguna BYOND, BSI Hadirkan Literasi Digital di Mal-Mal Jabodetabek
- Kemendes PDT Pastikan Info Rekrutmen Pendamping Lokal Desa 2024-2025 Hoaks
- Program Digital Access Inggris Menjembatani Kesenjangan di Indonesia Timur