Komunitas Eden yang Kontroversial setelah sang Pemimpin Bebas dari Penjara
Tuhan Marah kepada Wartawan karena Tak Datang saat Diundang
Rabu, 04 Mei 2011 – 08:08 WIB

Lia Eden.
Sejak bebas dari Lapas Kelas I Khusus Wanita Tangerang, Jumat (15/4), Lia kembali tinggal di rumah tersebut. Ketika Jawa Pos datang ke rumah itu pekan lalu, seorang pria turun dari lantai dua melalui tangga besi di teras. Dengan senyum yang khas, dia menyambut Jawa Pos dan mempersilakan masuk.
Dia lantas memperkenalkan diri. Namanya A. Rachman, umurnya 40 tahun. Ketika Jawa Pos menyampaikan keinginan untuk bertemu Lia, Rachman berkeberatan. "Pemimpin kami (Lia) tak ingin menemui wartawan," katanya kepada Jawa Pos. "Setelah bunda (sebutan Lia Eden) bebas, banyak wartawan yang minta wawancara," ucapnya. Tapi, lanjut Rachman, pemimpinnya itu tidak mau menemui wartawan.
Dia menjelaskan, Lia Eden bukanlah siapa-siapa, sama seperti orang-orang lainnya. Yang membuat Lia sedikit berbeda adalah dirinya dipercaya Tuhan menerima wahyu-Nya. "Tuhan baru saja menurunkan perintah agar bunda tidak menerima wawancara dengan siapa pun," tegas Rachman.
Meski demikian, Rachman tetap mempersilakan Jawa Pos masuk ke teras rumah tersebut. Teras itu begitu asri. Beberapa sofa cokelat bermotif garis-garis tertata rapi menghadap sebuah meja kaca kecil. Tampaknya, sofa itulah yang digunakan para penganut Eden untuk menerima tamu. Sebab, di atas meja kaca tersebut ada beberapa jajanan yang disimpan dalam toples. Kondisinya sangat rapi dan bersih. Debu pun, tampaknya, tidak menempel.
Publik pernah terhenyak dengan aktivitas Komunitas Eden. Penyebabnya, Lia Aminudin, pemimpin komunitas itu, mengaku mendapat wahyu melalui Malaikat
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara