Komunitas Internasional Isolasi Libya
Korban Tewas Pembantaian Kadhafi Tembus 1.000 Orang
Kamis, 24 Februari 2011 – 07:51 WIB
DK PBB telah mengadakan pertemuan darurat di New York, AS, Selasa sore (22/2) waktu setempat atau kemarin pagi WIB (23/2). Hasilnya, 15 negara anggota DK PBB --termasuk lima anggota tetap (AS, Rusia, Inggris, Prancis, dan Tiongkok-- sepakat untuk mengutuk serangan pasukan Kadhafi terhadap para demonstran. DK PBB juga mendesak agar kekerasan dan serangan terhadap para pengunjuk rasa segera dihentikan.
Baca Juga:
Kepada para wartawan, Wakil Sekjen PBB Urusan Politik B. Lynne Pascoe menyatakan bahwa para staf PBB maupun banyak saksi mata lain di Libya melihat langsung aktivitas militer di negara itu. "Rakyat jelas menyaksikan banyak pesawat berseliweran di udara. Mereka juga melihat sejumlah helikopter dan tank-tank menembaki para demonstran. Begitu pula yang dilakukan beberapa sniper (penembak jitu, Red)," ungkap dia setelah pertemuan darurat DK PBB.
Komisi Tinggi untuk HAM PBB (UNHCHR) juga segera bersikap. Lembaga itu akan mengadakan rapat khusus di Jenewa, Swiss, Jumat besok (25/2) untuk membahas krisis di Libya. Sebelumnya, lembaga yang beranggotakan 47 negara tersebut mendesak dilakukan investigasi soal kemungkinan terjadinya kejahatan atas kemanusiaan di Libya.
Reaksi keras diperlihatkan pula oleh Liga Arab, organisasi beranggotakan 22 negara Arab yang ada di Afrika Utara hingga Teluk. Dalam pesannya, secara tegas Liga Arab telah melarang Libya menghadiri seluruh pertemuan organisasi tersebut sampai negara itu terbukti mengakhiri pembantaian atas warganya.
TRIPOLI - Dunia menunjukkan satu suara dalam menyikapi kejahatan kemanusiaan yang dilakukan pemimpin Libya Muammar Kadhafi terhadap para demonstran
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer