Komunitas Internasional Isolasi Libya
Korban Tewas Pembantaian Kadhafi Tembus 1.000 Orang
Kamis, 24 Februari 2011 – 07:51 WIB
Lewat pesan yang dibacakan Sekjen Amr Moussa di Kairo, Mesir, Liga Arab mengutuk kejahatan atas kemanusiaan di Libya. Selain itu, mereka mengecam rekrutmen tentara bayaran asing oleh rezim Kadhafi, serta penggunaan amunisi dan senjata berat oleh militer terhadap para demonstran. Wakil Dubes Libya untuk PBB Ibrahim Dabbashi bersama sejumlah dubes Libya di negara-negara lain telah mengundurkan diri sebagai protes terhadap rezim Kadhafi yang membantai demonstran. Mereka juga mendesak agar Kadhafi mundur.
Jumlah korban jiwa dalam pembantaian di Libya masih simpang siur. Dabbashi menyatakan bahwa korban tewas dalam kerusuhan anti-Kadhafi yang meletus sejak 15 Februari lalu itu mencapai 800 orang. Tetapi, rezim Kadhafi kemarin merilis data untuk kali pertama bahwa korban tewas berjumlah 300 orang. Itu terdiri dari 189 warga sipil dan 111 tentara. Korban paling banyak berasal dari Benghazi, kota terbesar kedua di Libya. Menurut kementerian dalam negeri, korban tewas di Benghazi adalah 104 warga sipil dan 10 tentara.
Sebaliknya, Federasi HAM Internasional (IFHR) kemarin mengumumkan bahwa sedikitnya 640 orang tewas akibat dibantai militer Libya. Organisasi yang bermarkas di Paris, Prancis, itu merinci bahwa 275 orang tewas di Tripoli dan 230 tewas di Benghazi. Lalu, sisanya berasal dari kota-kota lain di Libya.
Data lain justru menyebutkan bahwa pembantaian rezim Kadhafi telah menewaskan tak kurang dari 1.000 orang. "Kami memang belum tahu angka yang pasti. Tetapi, jumlah korban 1.000 orang itu berasal dari sumber yang layak dipercaya," kata Menlu Italia Franco Frattini kemarin.
TRIPOLI - Dunia menunjukkan satu suara dalam menyikapi kejahatan kemanusiaan yang dilakukan pemimpin Libya Muammar Kadhafi terhadap para demonstran
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer