Komunitas Kristen Indonesia di Australia Temukan Arti Natal Sesungguhnya Saat Pandemi

"Ada beberapa jemaat yang bekerja di bidang hospitality, akomodasi yang mulai ramai kembali, tapi mereka khawatir kalau tiba-tiba harus di-lockdown dan kehilangan pekerjaan lagi," ujarnya.
Ia mengaku selama pandemi, gerejanya juga melakukan kegiatan amal bernama Mawar Sharon Peduli, salah satunya dengan memberikan dukungan kepada pelajar internasional dengan pembagian makanan gratis setiap harinya.
Menyiapkan rencana cadangan di tengah ketidakpastian
Sementara aturan pembatasan COVID-19 telah dilonggarkan di negara bagian Victoria.
Bulan September lalu, Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Melbourne awalnya berencana untuk mengadakan ibadah Natal secara online, karena masih ada penularan harian dan saat itu aturan 'lockdown' sedang diberlakukan secara ketat.
"Kami berdoa supaya boleh 50 orang jemaat yang datang, karena waktu itu cuma boleh lima pemain musik sehingga ibadah mingguan hanya melalui rekaman," kata Ps Debbie Gunawan, gembala gereja tersebut.
Namun setelah Melbourne tidak mencatat penularan lebih dari 50 hari dan dilonggarkannyaa aturan di bulan November, pemimpin gereja tersebut mengambil "keputusan besar" untuk mengadakan ibadah tatap muka.
Malam ini (24/12) dan besok pagi (25/12), pintu gereja tersebut akan terbuka bagi sekitar 70 jemaat, namun tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti pendataan identitas, imbauan jaga jarak, dan penyediaan masker dan hand sanitiser.

Perayaan Natal di New South Wales (NSW), negara bagian Australia dengan penduduk terbanyak dan beribukota Sydney akan terasa berbeda pada tahun ini
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia