Komunitas Lebanon di Australia Merasa Marah dan Sedih Atas Serangan Israel di Tanah Kelahirannya
"Saya mendapat kabar sekitar pukul 19.38 waktu Sydney [Selasa kemarin], rumah tiga lantai kami rata dengan tanah oleh serangan udara Israel," katanya.
"Saya menyalakan dua saluran TV dan [saya] menghubungi keluarga saya di Lebanon melalui Whatsapp.
"Butuh waktu tujuh jam untuk saudara laki-laki saya bisa mengungsi dan mencari tempat yang tinggal yang aman di pegunungan."
Saudara perempuan Mustafa, Rabab, yang berada di Merouaniyeh, mengirimkan rekaman suara yang menggambarkan ketakutannya.
Dalam rekaman suara yang didengar ABC, ia mengatakan dalam bahasa Arab kalau "rumah [keluarga] Halal telah diratakan dengan tanah".
"Roket-roket terbang di atas kami. Ya Tuhan, tolong Tuhan, tolong jaga kami semua tetap aman," kata Rabab.
Mustafa mengatakan komunitas Druze, Kristen, dan Muslim Sunni menawarkan diri untuk menerima pengungsi dari Lebanon selatan, yang mayoritas penduduknya adalah Muslim Syiah.
"Saya merasa sedih melihat orang-orang tak berdosa. Jika seorang tentara tewas, mereka tahu apa yang mereka perjuangkan, tetapi anak-anak, apakah mereka pantas menerima ini?" katanya.
Komunitas Lebanon Australia berduka atas anggota keluarga dan kerabat mereka yang tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon selatan
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia