Komunitas Menara, PAUD Gratis Obsesi Penulis Negeri 5 Menara
Modal dari Royalti Buku dan Sumbangan Relawan
Sabtu, 23 Juni 2012 – 00:03 WIB

Ahmad Fuadi bersama murid PAUD komunitas Menara di Tangerang Selatan (28 Nov 2011). Foto; Thomas Kukuh / JAWA POS
"Ada guru yang kami kirim ke Rumah Perubahan milik Rhenald Khasali. Di sana mereka belajar teknik sentra. Ada juga guru yang kami latih ke IHF (Indonesia Heritage Foundation). Di situ ada pelatihan kurikulum berkarakter untuk anak-anak," jelas penulis buku laris Negeri 5 Menara itu.
Alhasil, kualitas pendidikan yang diberikan Komunitas Menara tak berbeda dengan yang disajikan di sekolah-sekolah dengan bayaran mahal. Semua murid dari kalangan tidak mampu. Meski begitu, mereka tetap berkesempatan mendapatkan pendidikan yang tidak kalah dengan anak-anak pada umumnya.
Para guru mengajar sesuai dengan kurikulum pendidikan yang berlaku. Mereka selalu menyosialisasikan kata-kata yang positif dan bersifat membangun karakter para murid. "Karena itu, tidak ada kata-kata yang melarang aktivitas anak-anak," imbuhnya.
Suami Danya Dewanti itu menuturkan, lima guru yang mengajar di Komunitas Menara dari kalangan profesional yang bergerak di bidang pendidikan. Malah, salah seorang guru, E. Lisminarti Dwiani, adalah relawan sekaligus pengajar di sejumlah sekolah gratis.
Berkat novel Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna, nama Ahmad Fuadi melejit. Bahkan, novel pertamanya sudah diadaptasi ke layar lebar. Berkat kedua
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah