Komunitas Menara, PAUD Gratis Obsesi Penulis Negeri 5 Menara
Modal dari Royalti Buku dan Sumbangan Relawan
Sabtu, 23 Juni 2012 – 00:03 WIB
Meski duit royalti dari novel dan filmnya, lanjut dia, ternyata langkahnya tidak lantas menjadi mudah. Dia masih kesulitan mencari guru dan staf yang benar-benar sesuai dengan komitmen dan misi yayasan sosial tersebut. Meski begitu, akhirnya Februari tahun lalu berdirilah PAUD Komunitas Menara.
Ketika ditanya mengapa memilih yayasan PAUD, Fuadi menuturkan, pendidikan prasekolah sangat penting. Sebab, usia emas (0-8 tahun) adalah masa yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai sosial dan membangun karakter. "Orang sekarang banyak yang korupsi, mungkin pembentukan karakternya waktu kecil tidak sempurna," ujarnya.
Sejak berdiri Komunitas Menara memiliki 37 murid. Proses rekrutmen murid tidak gampang. Apalagi, fasilitas ruangnya masih terbatas. Karena itu, yayasan harus melakukan seleksi ketat untuk mendapatkan calon murid. Di antaranya menyurvei calon murid di rumah masing-masing, apakah si calon benar-benar dari keluarga tidak mampu.
"Kami ada check list untuk mengetahui kondisi keluarga calon siswa. Apakah mereka punya kendaraan, pekerjaan orang tuanya apa, rumahnya seperti apa. Kami mencari siswa dengan kondisi paling bawah," katanya.
Berkat novel Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna, nama Ahmad Fuadi melejit. Bahkan, novel pertamanya sudah diadaptasi ke layar lebar. Berkat kedua
BERITA TERKAIT
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis