Komunitas Muslim Indonesia di Australia Sambut Datangnya Ramadan
Menurutnya, Ramadan menjadi satu-satunya kesempatan dimana ia dan keluarganya bisa berkumpul di meja makan untuk sahur dan berbuka puasa.
Agung Wicaksono
Photo: Berpuasa di Melbourne mengutamakan kemandirian, terutama jika tinggal sendirian. (ABC News: Erwin Renaldi)
Sudah enam tahun pria asal Jawa Timur ini tinggal di Melbourne dan sekarang sedang berada di semester terakhirnya bersama Swinburne University.
Tinggal sendirian di luar negeri membuat Agung benar-benar mandiri, terutama di bulan Ramadan.
"Saya masak sendiri hampir setiap hari, Biasanya saya masak di malam hari, jadi bisa sekalian berbuka dan untuk sahur," kata Agung.
Jika sedang ada kuliah hingga sore, Agung biasanya pergi ke masjid di kampusnya untuk berbuka puasa atau tarawih.
Agung belum pulang kampung saat lebaran sejak tiga tahun lalu. Karenanya ia sangat merindukan keluarga besarnya dengan acara silaturahmi.
"Pengalaman Ramadan disini, sebagai minoritas, kita benar-benar diuji keimanan. Karena restoran buka siang hari, mayoritas orang tidak berpuasa, situasinya beda dengan di Indonesia."
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025