Komunitas Tari Hula yang Anggotanya Para Perempuan Ekspatriat Jepang
Tak Mau Ikut Penari Hawaii yang Pakai Coconut Bra
Jumat, 25 Maret 2011 – 08:08 WIB
Sejumlah perempuan Jepang di Jakarta bergabung dalam satu komunitas belajar menari hula (tari khas Hawaii). Ketika Negeri Sakura tersebut dilanda bencana gempa dan tsunami, mengapa yang bergabung di komunitas itu justru semakin banyak?
==============================
AGUNG PUTU ISKANDAR, Jakarta
==============================
==============================
AGUNG PUTU ISKANDAR, Jakarta
==============================
RUANGAN tersebut tak seberapa luas. Kira-kira 20 meter persegi. Itulah fitness center di Apartemen Pondok Indah, Jakarta Selatan. Ketika Jawa Pos ke sana kemarin (24/3) sekitar pukul 10.00, terdapat empat perempuan Jepang. Mereka yang rata-rata paro baya itu adalah para istri ekspatriat Jepang yang bekerja di Jakarta.
Dengan mengikuti alunan musik mele yang terdengar di ruangan tersebut, empat perempuan Jepang tersebut menggoyang pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Musik mele adalah irama khas yang mengiringi tari hula, tarian asli Hawaii.
Tari hula sangat khas: Dengkul sedikit ditekuk, dua lengan direntangkan menyamping di depan dada, dan dua tangan melambai-lambai. Meski sedang menari hula, empat perempuan Jepang itu tidak berpakaian seperti penari Hawaii dalam film-film Hollywood. Yakni, mengenakan coconut bra (kutang dari tempurung kelapa) dan grass skirt (rok dari anyaman rumput).
Sejumlah perempuan Jepang di Jakarta bergabung dalam satu komunitas belajar menari hula (tari khas Hawaii). Ketika Negeri Sakura tersebut dilanda
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara