Komunitas Tari Hula yang Anggotanya Para Perempuan Ekspatriat Jepang
Tak Mau Ikut Penari Hawaii yang Pakai Coconut Bra
Jumat, 25 Maret 2011 – 08:08 WIB
Ishan dan beberapa peserta kelasnya saat ini sedang mempersiapkan malam amal untuk gempa dan tsunami di Miyagi, Jepang. Rencananya, acara tersebut dilangsungkan besok (26/3). Bersama beberapa anggota yang sudah cukup mahir menari hula, Ishan akan manggung dalam acara itu.
Rencananya, mele yang digunakan untuk manggung tidak murni berbahasa Hawaii atau bahasa Inggris. Mele tersebut juga bukan yang bertema kegembiraan dan pesta. Selain tema-tema tentang rasa kehilangan, mele itu adalah lagu yang berbahasa Jepang.
Perempuan langsing dan berambut lurus tersebut menuturkan, gempa di Jepang sedikit banyak berimbas terhadap kelas menari yang dia ajar. Bungsu di antara tiga bersaudara itu seperti mengalami blessing in disguise alias berkah terselubung dari bencana tersebut.
Sebelum gempa terjadi, Ishan sejatinya hendak meliburkan kelas karena segera memasuki masa liburan sekolah. Saat liburan, biasanya banyak ekspatriat bersama anggota keluarganya yang berencana kembali ke Jepang.
Sejumlah perempuan Jepang di Jakarta bergabung dalam satu komunitas belajar menari hula (tari khas Hawaii). Ketika Negeri Sakura tersebut dilanda
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara