Komunitas Tionghoa 'Gedung Gajah' Berbenah Menjelang Imlek (1)
Tetap Utuh setelah Dua Kali Kerusuhan Solo
Senin, 12 Januari 2009 – 00:14 WIB
POTRET PLURALITAS: Anak-anak berlatih berlatih olahraga beladiri taekwondo di kompleks Gedung Gajah, Jalan Juanda, Solo. Foto : Ichwan Gembeng Prihantono/Radar Solo/JPNN
Di halaman gedung, sebuah patung gajah berwarna emas berdiri di atas fondasi setinggi dua meter. Patung itu berada di sana selama 72 tahun. Yakni, sejak dihibahkan seorang penyumbang kepada Chuan Min Kung Hui, nama pertama PMS. Di sisi kanan tampak pula sebuah balai pengobatan yang biasa dimanfaatkan jasanya oleh warga sekitar. Klinik kesehatan yang kadang-kadang menggratiskan biaya kepada warga kurang mampu itu ditandai dengan papan nama sepanjang tiga meter.
Hari itu (3/1) tampak lima orang pria berkutat dengan sebuah banner ucapan selamat tahun baru. Spanduk tersebut dibentang di lantai gedung pertemuan berkapasitas 600 orang itu. Kelimanya juga karyawan PMS sama dengan anak-anak yang berlatih taekwondo itu. Berkulit sawo matang.
Suasana ’’pembauran’’ etnis seperti itu sudah berlangsung berpuluh tahun. Padahal, secara historis, gedung itu adalah markas perkumpulan etnis Tionghoa di Solo yang didirikan sejak zaman Belanda. ’’Saya sudah bekerja di sini 26 tahun,’’ kata Suhardi, 55, salah seorang staf di PMS.
Suhardi dan 25 orang staf PMS yang bekerja di dua aset milik organisasi PMS, yakni Gedung Gajah dan Krematorium Thiong Ting di kawasan Kentingan, Jebres, Solo, sama sekali tidak merasa terasing. ’’Saya kerja di sini nyaman. Tidak ada pembedaan walaupun saya Jawa,’’ katanya.
Perayaan Imlek tinggal dua pekan lagi. Di Solo, Jawa Tengah, Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), organisasi komunitas Tionghoa tertua yang masih
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu