Kondisi Bima Pascatragedi Berdarah di Pelabuhan Sape
Masih Truma, Setiap Malam Blokade Jalan Raya
Sabtu, 04 Februari 2012 – 00:04 WIB
Kini penjagaan di Kecamatan Lambu semakin diperketat. Di 12 desa di kecamatan itu, dibangun 700 pos penjagaan dengan lima pos di setiap desa. Satu pos jaga ditunggu 20 orang. Artinya, selusin desa di kecamatan tersebut dijaga 1.200 personel warga. "Ini hanya untuk antisipasi. Sampai kondisi ini benar-benar aman," ujar lelaki bertubuh kekar tersebut.
Warga sebenarnya sudah sedikit tenang setelah bupati Bima mencabut SK Nomor 188/45/357/004/2010 tentang Izin Usaha Penambangan (IUP). Bupati Bima mengeluarkan SK baru Nomor 188.45/46/004/2012 tentang Penghentian secara Permanen Operasi Pertambangan PT Sumber Mineral Nusantara (PT SMN).
Meski begitu, warga belum puas. Pasalnya, mereka hanya mendapatkan salinan foto kopi tentang keputusan tersebut. "Selain itu, kami kecewa dengan polisi. Sebab, mereka masih berupaya mencari warga yang dianggap bersalah," tambah Mulyadin, 28, pentolan FRAT lainnya.
Maryam Said, 45, ikut bersuara. Perempuan berkerudung tersebut mengatakan, semua warga kompak mendukung blokade jalan. Menurut dia, warga dari kecamatan lainnya tak mempermasalahkan kondisi itu. Pasalnya, blokade jalan hanya dilakukan pada malam hari, mulai pukul 18.00 hingga 06.00 Wita. "Yang penting kami tidak mengganggu kelancaran aktivitas warga lainnya," tegas dia.
Tragedi di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), sudah sebulan berlalu. Namun, masyarakat setempat masih belum bisa melupakan bentrokan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408