Kondisi Bima Pascatragedi Berdarah di Pelabuhan Sape

Masih Truma, Setiap Malam Blokade Jalan Raya

Kondisi Bima Pascatragedi Berdarah di Pelabuhan Sape
Suasana di Kecamatan Lambu, Bima, NTB pascakerusuhan. Foto : By F Slamet/Jawa Pos
 

Kini penjagaan di Kecamatan Lambu semakin diperketat. Di 12 desa di kecamatan itu, dibangun 700 pos penjagaan dengan lima pos di setiap desa. Satu pos jaga ditunggu 20 orang. Artinya, selusin desa di kecamatan tersebut dijaga 1.200 personel warga. "Ini hanya untuk antisipasi. Sampai kondisi ini benar-benar aman," ujar lelaki bertubuh kekar tersebut.

 

Warga sebenarnya sudah sedikit tenang setelah bupati Bima mencabut SK Nomor 188/45/357/004/2010 tentang Izin Usaha Penambangan (IUP). Bupati Bima mengeluarkan SK baru Nomor 188.45/46/004/2012 tentang Penghentian secara Permanen Operasi Pertambangan PT Sumber Mineral Nusantara (PT SMN).

Meski begitu, warga belum puas. Pasalnya, mereka hanya mendapatkan salinan foto kopi tentang keputusan tersebut. "Selain itu, kami kecewa dengan polisi. Sebab, mereka masih berupaya mencari warga yang dianggap bersalah," tambah Mulyadin, 28, pentolan FRAT lainnya.

 

Maryam Said, 45, ikut bersuara. Perempuan berkerudung tersebut mengatakan, semua warga kompak mendukung blokade jalan. Menurut dia, warga dari kecamatan lainnya tak mempermasalahkan kondisi itu. Pasalnya, blokade jalan hanya dilakukan pada malam hari, mulai pukul 18.00 hingga 06.00 Wita. "Yang penting kami tidak mengganggu kelancaran aktivitas warga lainnya," tegas dia.

Tragedi di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), sudah sebulan berlalu. Namun, masyarakat setempat masih belum bisa melupakan bentrokan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News