Kondisi Ekonomi Negara Lain Sedang Terseok-Seok, Indonesia Pilih Curi Start
jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah upaya dilakukan pemerintah untuk memulihkan perekonomian nasional. Hal ini dinyatakan oleh Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri yang mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto yang mengambil langkah tepat untuk pemulihan ekonomi nasional.
“Ini adalah angin segar untuk reformasi perekonomian kita yang selama ini dibebani regulasi yang tidak perlu. Bahkan, menjadi sumber-sumber resesi ekonomi,” ujar Yose di Jakarta.
Terlebih, kata dia, manfaat dari UU Cipta Kerja ini mampu memantik permintaan tenaga kerja melalui investasi dengan reformasi ekonomi yang serius sehingga menjadi jawaban dari permasalahan ekonomi khususnya ketenagakerjaan yang dihadapi Indonesia.
Maka itu, dengan deregulasi yang signifikan dari UU ini, diharapkan kemudahan dunia usaha di Indonesia akan meningkat. Menurut Yose, pada gilirannya hal ini akan mendorong peningkatan investasi di Indonesia.
Hal senada diungkapkan oleh Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede. Menurutnya, pemerintah Indonesia telah mengambil momentum terbaik di masa pandemi.
Di saat negara lain masih terseok-seok mengatasi resesi yang terjadi, Indonesia mampu meneken aturan baru untuk menciptakan iklim investasi yang baik ke depannya.
"Negara lain tidak akan mengira reformasi struktural dilakukan Indonesia saat pandemi melanda. Good point, kita sudah mencuri start," ujar Josua.
Perlu diketahui juga, angka pengangguran akibat pandemi Covid 19 setidaknya sebanyak 5-6 juta pekerja. Jumlah tersebut belum termasuk angkatan baru pencari kerja.
Negara lain tidak akan mengira reformasi struktural dilakukan Indonesia saat pandemi melanda ekonomi.
- Kinerja Ekonomi Nasional Tangguh, Inflasi Terkendali & PMI Manufaktur Ekspansif Lagi
- Menko Airlangga Ungkap Program Belanja Murah Akhir Tahun Cetak Transaksi Rp 71,5 Triliun
- Nilai Transaksi di Program EPIC Sale Mencapai Rp 14,9 Triliun
- Transaksi Program BINA Diskon 2024 Tembus Rp 25,4 Triliun, Ini Harapan Menko Airlangga
- Penyaluran Jauh Lampui Target, Akses KUR Diperluas Hingga 2 Juta Debitur Baru
- Paket Insentif Ekonomi dari Pemerintah Jadi Angin Segar bagi Industri Otomotif