Kondisi Industri Galangan Kapal Memprihatinkan, Pemerintah Diminta Segera Tergugah
jpnn.com, JAKARTA - Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) berharap kondisi industri galangan kapal segera membaik.
Terlebih, kondisi galangan saat ini cukup memprihatinkan karena proyek pembangunan kapal nyaris tidak ada selama pandemi, baik itu pemesanan dari BUMN maupun kementerian.
Hal itu karena anggaran pemerintah dan juga BUMN banyak dialokasikan untuk penanggulangan pandemi.
Oleh karena itu, Ketua Umum Iperindo Eddy Kurniawan Logam berharap ada pemesanan pembuatan kapal baru, baik dari pemerintah maupun badan usaha.
"Kondisi galangan cukup mengenaskan. Proyek pembangunan kapal hampir tidak ada lagi. Sangat sedikit," kata Eddy dalam konferensi pers Virtual Expo Maritime Indonesia (VEMI) 2021, Senin (1/11).
Dia menjelaskan, anggota-anggota Iperindo dikategorikan menjadi tiga kelompak, yakni galangan yang hanya melayani reparasi kapal, yang khusus pembangunan kapal baru, dan yang melayani reparasi serta pembangunan kapal baru.
Namun, kelompok terparah terdampak pandemi adalah galangan yang hanya melayani pembuatan kapal baru.
"Yang sangat menderita adalah teman-teman galangan pembangunan kapal baru. Strategi bertahan mereka otomatis adalah mengurangi overhead sebesar mungkin, ya memang kalau dilihat dari situ yang dikorbankan adalah subkontraktor. Enggak ada pembangunan kapal baru mereka pasti gak pakai subkontraktor," terang Eddy.
Kondisi galangan saat ini cukup memprihatinkan karena proyek pembangunan kapal nyaris tidak ada selama pandemi, baik itu pemesanan dari BUMN maupun kementerian.
- Saham TLKM Anjlok, Telkom Butuh Penyegaran & Strategi Baru
- Pertamina Eco RunFest 2024: Carbon Neutral Event untuk Kampanye Sustainable Living
- Diikuti 12.300 Pelari, Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar
- Puluhan Perusahaan Raih BUMN Branding & Marketing Awards 2024
- Begini Penjelasan Ahli Hukum Bisnis soal Kerja Sama PT Timah dengan Swasta
- Taspen Pastikan Kelancaran Penyaluran Dana Pensiun kepada 3,1 Juta Peserta