Kondisi Pekerja Indonesia di Pabrik Daging yang Pernah Jadi Klaster COVID Australia
Tidak mempengaruhi ekspor daging ke Indonesia
Photo: Heri sempat diliburkan menyusul berita kasus positif COVID di pabrik daging tempatnya bekerja dan mendapat tunjangan Pemerintah Victoria. (Supplied: Heri Purdiawan)
Penurunan produksi daging di pabrik telah mendorong supermarket di Victoria seperti Coles dan Woolworths untuk membatasi jumlah pembelian produk daging bagi setiap pelanggan.
Namun, menurut Adam Cheetham, analis pasar senior Meat & Livestock Australia (MLA), aturan pengurangan produksi tersebut tidak akan menimbulkan kelangkaan.
"Aturan yang ada tidak akan menimbulkan kelangkaan produk bagi pelanggan domestik, di mana panic buying menjadi penyebab utama ketiadaan produk di rak supermarket baru-baru ini," katanya kepada ABC Indonesia.
"Kelangkaan tidak akan terjadi karena prosesor tetap beroperasi dan karena kondisi pasokan musiman atau pasca kekeringan, banyak yang sudah mengurangi jumlah produksinya."
Di tahun 2019, 7,3 persen daging sapi dan 1,1 persen daging domba yang diproduksi di Victoria diekspor ke Indonesia, menurut data dari Departemen Pertanian, Air dan Lingkungan Australia.
Menurut penelusuran dan bukti yang dimiliki MLA, tidak akan ada gangguan ekspor dari Australia ke manapun, termasuk Indonesia.
"Fasilitas pemrosesan Australia telah mematuhi langkah-langkah kesehatan dan keselamatan yang paling ketat, terbukti dari sistem integritas rantai pasokan globalnya."
Pabrik daging merupakan salah satu sumber penularan COVID-19 atau klaster tempat kerja terbesar di Victoria
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan