Kondisi Warga Indonesia di Kota-kota Dunia dengan Jumlah Kasus Virus Corona Tertinggi

Kondisi Warga Indonesia di Kota-kota Dunia dengan Jumlah Kasus Virus Corona Tertinggi
Marlina mengaku jika keluarganya lebih memanfaatkan waktu bersama di rumah, ketimbang dipenuhi rasa ketakutan akibat pemberitaan di media. (Koleksi pribadi)

Maria Main yang berasal dari Indonesia sudah tinggal di London bersama suaminya, Nick dan anak-anak mereka selama 15 tahun.

Dalam percakapan dengan Sastra Wijaya dari ABC Indonesia, Maria mengatakan dia dan suaminya Nick sama-sama tertular virus corona, namun dengan situasi yang berbeda.

"Tiga minggu yang lalu, [Rabu, 18/03/2020] Nick merasa tidak enak badan disertai demam dan suhu badan tinggi semalaman sampai Kamis pagi," kata Maria.

Dua hari kemudian, giliran Maria yang merasakan gejala-gejala dengan suhu badan mulai hangat, pegal linu di bagian rahang, kaki, tangan, disertai sakit kepala dan batuk kering keesokan harinya.

"Karena saya punya latar belakang asma yang akut, kami langsung telepon ambulan, dan saya dijemput masuk ke rumah sakit," kata Maria.

Setelah pemeriksaan dokter, Maria tidak dites virus corona, karena di Inggris tes hanya dilakukan bagi mereka yang dirawat inap. Maria kemudian mendapat status 'suspected', atau dicurigai tertular COVID-19.

Selain diberi obat asma dan antibiotik jika diperlukan, ia diminta untuk melakukan isolasi selama 14 hari, yang berlaku untuk seluruh anggota keluarga di rumahnya.

Kondisi Warga Indonesia di Kota-kota Dunia dengan Jumlah Kasus Virus Corona Tertinggi Photo: Sejak pandemik virus corona, jalanan di kota London termasuk di kawasan Westminster Bridge sangat sepi dibanding biasanya. (AP: Kirsty Wigglesworth)

 

Warga Indonesia yang tinggal di negara-negara dengan ratusan ribu kasus virus corona tidak hanya merasa khawatir soal kesehatan mereka

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News