Konfederasi atau Koalisi Harus Sebelum Pemilu
Kamis, 15 Juli 2010 – 21:34 WIB
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit mengatakan soal koalisi atau konfederasi bukan hal yang penting. "Itu sama saja. Hal terpenting adalah kapan konfederasi atau koalisi itu dilaksanakan. Jika pemerintahan ingin stabil maka konfederasi atau koalisi kah pilihannya harus dilaksanakan sebelum pemilu berlangsung," kata Arbi Sanit di Jakarta, Kamis (15/7).
Pegalaman koalisi yang serba tidak menentu sebagaimana yang terjadi pada pemilu 2009, lanjutnya, harusnya jadi pembelajaran berharga bagi bangsa ini ke depan. "Lihat saja fraksi-fraksi di DPR. Meski di antara institusi parpolnya jelas-jelas berkoalisi, tetapi pada fraksi-fraksi di DPR saling berantam di antara sesama koalisi. Ini menggelikan," kata Arbi Sanit.
Lebih lanjut, Arbi Sanit mendesak pemerintah dan DPR segera membenahi pelaksanaan sistem pemilu. Yaitu dengan melakukan revisi undang-undang pemilu, utamanya soal penetapan kapan konfederasi dan koalisi itu dilakukan. "Kalau saya sebaiknya konfederasi atau koalisi harus dilakukan sebelum pemilu berlangsung," tegasnya.
Dengan terbentuknya konfederasi atau koalisi sebelum Pemilu tersebut, lanjutnya, maka dinamika selama proses pemilu berlangsung tentu akan memperlihatkan ketegasan garis politik yang jelas hingga ke berbagai pelosok daerah di Indonesia. "Artinya, begitu DPP partai politik menyatakan bergabung dengan parpol lainnya, maka keputusan tersebut pun ditindaklanjuti oleh DPD I dan DPD II. Jangan seperti sekarang, serba tidak jelas. Di pusat berantam, sementara di daerah berkoalisi," ujarnya.
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit mengatakan soal koalisi atau konfederasi bukan hal yang penting. "Itu
BERITA TERKAIT
- Pemberantasan Korupsi 2025, Sahroni: Fokus di Pengembalian Kerugian Negara
- Malam Tahun Baru, Mardiono Kumpul Bersama Anak Yatim Piatu di Tangerang
- Anggap Kenaikan PPN 12 Persen Prorakyat, Marwan Cik Asan: Ini Keputusan Tepat
- Haidar Alwi Kritik Riset OCCRP yang Jadikan Jokowi Finalis Pemimpin Terkorup 2024
- Musda Golkar Jatim 2025 jadi Momentum Anak Muda Memimpin
- PPN 12 Persen untuk Barang Mewah Bukti Prabowo Melindungi Kepentingan Rakyat Kecil