Konflik dengan Gajah Liar, Wargapun Lelah

Konflik dengan Gajah Liar, Wargapun Lelah
Konflik dengan Gajah Liar, Wargapun Lelah
DURI- Perseteruan antara gajah liar dengan warga di Kecamatan Mandau dan Kecamatan Pinggir berlangsung sejak lama. Entah siapa yang memulainya. Apakah warga yang mengganggu habitat satwa itu atau kawanan gajah yang menyerang perkebunan warga, tak ada yang mampu menjelaskannya. Faktanya, perseteruan saling merusak itu sudah berlangsung lama dan memakan korban jiwa di kedua belah pihak.

  

"Lelah rasanya berkonflik dengan kawanan gajah liar ini. Kalau hanya tanaman dan rumah yang dirusak tidaklah mengapa karena itu sudah biasa diderita masyarakat sini. Yang sangat kami khawatirkan adalah bila gajah itu merenggut nyawa anggota keluarga kami," ujar Anas Naswution, warga Desa Balai Makam Duri.

Kekhawatiran Anas yang bersangatan itu wajar terjadi. Apalagi Jumat (18/6) malam lalu, sekawanan gajah liar merusak rumahnya di jalan Pipa Air Bersih. Kala itu selepas Isya Anas sedang pergi keluar menjemput anaknya. Sementara istri dan anak-anaknya yang lain berada di rumah. Saat itulah sekawanan gajah liar merusak rumah kayu miliknya. Untung tidak ada yang cedera. "Namun hinga kini istri dan anak-anak saya masih trauma," ujarnya.

Tak hanya warga yang merasa lelah berkonflik dengan hewan yang dilindungi itu. Pihak-pihak terkait pun mengaku sudah tak sanggup lagi berada dalam kancah konflik yang entah kapan akan selesai ini. "Kita pun sudah lelah rasanya. Tiap sebentar harus turun ke lapangan membantu warga menghalau kawanan gajah liar yang masuk ke pemukiman mereka. Kades Balai Makam Pak Agus Har pun begitu pula. Semua daya dan upaya sudah kami lakukan. Namun hasilnya sampai sekarang tidak maksimal," ujar Ketua FKPM Desa Balai Makam, Rahmat Yusuf Senin (21/6).

DURI- Perseteruan antara gajah liar dengan warga di Kecamatan Mandau dan Kecamatan Pinggir berlangsung sejak lama. Entah siapa yang memulainya. Apakah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News