Konflik Penguasa Vs Keturunan Raja Picu Kisruh Pilkada
Rabu, 14 Juli 2010 – 08:16 WIB
TANGERANG -- Konflik antara penguasa lokal dengan keturunan raja yang ada di daerah tersebut, diidentifikasi sebagai salah satu pemicu munculnya kisruh pemilukada. Selain itu, masih ada sembilan faktor lagi yang memicu kisruh perta demokrasi di tingkat lokal itu. Yakni temperamen dan tradisi, relasi peta kekuatan pada pemilukada sebelumnya, dan konflik internal dalam kelompok tertentu. “Dari diskusi kelompok ada sepuluh structure factor, pertama temperamen dan tradisi seperti yang terjadi di Kabupaten Bima, konflik antara penguasa atau incumbent dan keturunan raja seperti yang terjadi Kabupaten Gowa,” jelas Bernad.
Selain itu, kekecewaan pasangan calon yang kalah, kekecewaan pasangan calon yang tidak lolos seleksi, kekecewaan masyarakat terhadap Kepala Daerah yang tidak netral, kekecewaan masyarakat terhadap kinerja KPU dan Panwaslu Kada Kabupaten, isu SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) serta konflik berbasis kultur masyarakat lokal.
Baca Juga:
Demikian disampaikan Kepala Bagian Tata Laksana dan Pengawasan Pemilu Bawaslu, Bernad D Sutrisno, di acara penutupan Workshop Penyusunan Sistem Deteksi Dini Pemilukada, di Tangerang, Banten, kemarin (13/7). Sebagaimana dirilis Humas Bawaslu, workshop dihadiri 11 Panwas dari 17 Panwas yang diundang. Workshop berlangsung sejak Minggu (11/7).
Baca Juga:
TANGERANG -- Konflik antara penguasa lokal dengan keturunan raja yang ada di daerah tersebut, diidentifikasi sebagai salah satu pemicu munculnya
BERITA TERKAIT
- Tinjau Makan Bergizi Gratis di Kota Bogor, Waka MPR Eddy Soeparno Tekankan Hal Ini
- Saleh PAN: Selamat Bekerja Buat Mas Pramono dan Bang Rano
- Dituduh Curang Bersama KPU di Pilkada Siak, Afni: Silakan Rakyat Menilai Sendiri
- Prabowo Tak Diundang ke HUT PDIP, tetapi Bakal Diminta Hadir Pas Kongres
- Raih 3 Juta Lebih Suara, Andra Soni-Dimyati Ditetapkan jadi Gubernur & Wagub Terpilih Banten
- Gelar HUT ke-52 di Sekolah Partai, PDIP Lakukan dengan Konsep Seperti Ini