Konglomerat Mesir Terlibat Pembunuhan Penyanyi Lebanon
Kamis, 04 September 2008 – 10:14 WIB
KAIRO - Urusan cinta ternyata tidak melulu bahagia, salah-salah bila gelap mata bisa juga berujung petaka. Seperti kasus yang menimpa penyanyi pop Lebanon jebolan ajang pencarian bakat tahun 1996, Suzanne Tamim (30). Entah atas motif apa, tapi sang mantan kekasih, membayar seseorang untuk membunuh sang biduan. Kasus ini menjadi lebih heboh karena sang mantan kekasih ternyata orang penting di Mesir, Hisham Talaat Mustafa, 49. Mustafa menjadi orang top Mesir, selain karena kekayaan Grup Talaat Mustafa-nya yang menguasai real estate Mesir, Ia juga dikenal dekat dengan keluarga Presiden Mesir, Husni Mubarak. Ditambah lagi, waktu senggang Mustafa banyak dihabiskan untuk mendukung Partai yang berkuasa saat ini, Partai Demokrat Nasional. Ia juga menjadi anggota Dewan Syura, yang membawahi Parlemen di Mesir.
Atas keterlibatannya, Mustafa harus menjalani proses pengadilan sebagaimana pernyataan jaksa penuntut, Abdel Meguid Mahmud, Selasa lalu kepada kantor berita Timur Tengah dan Afrika Utara. Jika terbukti bersalah, Mustafa beserta pembunuh bayarannya terancam hukuman mati. Suzanne Tamim tewas mengenaskan di apartemennya di Dubai Juli lalu. Jasadnya ditemukan dengan banyak tusukan dan leher yang digorok. Eksekutornya, Mohsen al-Sukkari, diketahui sebagai pensiunan polisi yang sehari-harinya bekerja sebagai kontraktor keamanan. Dari bibir Sukkari inilah, polisi mengetahui keterlibatan Mustafa, yang membayarnya $2 juta (Rp.18,4 milyar) untuk pembunuhan berencana ini. Mustafa dan Tamim sendiri memang dikabarkan memiliki hubungan asmara oleh banyak media Mesir sebelum akhirnya putus beberapa bulan lalu.
Yang menarik, kasus ini pertama kali justru diungkap oleh harian Mesir, Al-Dustur, yang menulis artikel ’’Seorang Figur Mesir Terlibat dalam Pembunuhan.’’ Dalam artikel tersebut terdapat pengakuan mantan polisi dan dua petugas keamanan yang disewa untuk membunuh Tamim atas permintaan klien dari Mesir.
Penangkapan Mustafa ini kemudian menuai pujian beberapa kalangan atas kinerja Pengadilan Mesir, mengingat dekatnya hubungan Mustafa dengan keluarga presiden. ’’Saya rasa penangkapan Mustafa akan memperbaiki dan meningkatkan kredibilitas rejim saat ini,’’ ujar Mohammed Sayed Said, editor koran independen Al-Badil. ’’Ini menunjukkan bahwa negara masih punya niatan untuk menegakkan hukum, tapi kita lihat saja hasil akhirnya,’’ sembari mengingatkan pembebasan beberapa tersangka tenggelamnya kapal feri tahun 2006 yang menewaskan lebih dari 1000 orang, Juni lalu. (AFP/poe)
KAIRO - Urusan cinta ternyata tidak melulu bahagia, salah-salah bila gelap mata bisa juga berujung petaka. Seperti kasus yang menimpa penyanyi pop
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Bertemu di World Leaders Summit, Megawati Berbincang dengan Al Gore
- PP PMKRI Perkuat Diplomasi Lintas Organisasi Masyarakat Sipil di Asia Pasifik
- Megawati Minta Semua Negara Menjaga Masa Depan Anak di Forum Internasional
- Indonesia Harus Tolak Wacana Trump Soal Relokasi Warga Palestina ke Yordania & Mesir
- 9 Negara Bersatu Demi Mendukung Hak Palestina, Indonesia?
- Trump Tidak Bercanda soal Greenland, Simak Penegasan dari Menlu AS Ini