Konon BBM Bakal Naik Semua, Benarkah Pemerintah Enggak Punya Duit?
Artinya, jika BBM bersubsidi dinaikkan, maka diperkirakan inflasi akan melejit ke angka tujuh atau delapan persen.
"Karena kenaikan harga BBM bersubsidi akan mendorong secara berantai kenaikan harga barang dan jasa lainnya secara luas. Ini tentu akan mencekik kehidupan rakyat dan menambah angka kemiskinan," ungkapnya.
Di sisi lain, dalam pidato kenegaraan di Gedung MPR/DPR/DPD, Selasa (16/8) Presiden Jokowi justru menyampaikan prestasi kabinetnya, yakni pada semester satu 2022, APBN surplus sebesar Rp 106 triliun.
Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan beturut-turut tanpa jeda.
Adapun pada semester satu 2022 saja surplus mencapai angka sebesar Rp 364 triliun.
"Ini tentu pengaruh windfall profit (durian runtuh) dari naiknya harga-harga komoditas seperti batu bara, tembaga, emas, CPO, termasuk juga migas," kata Mulyanto.
Mulyanto menjelaskan hal utama justru upaya penghematan APBN dan menghentikan proyek-proyek yang tidak penting dan mendesak, seperti proyek Ibu Kota Negara (IKN) baru dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
"Opsi kebijakan yang memihak rakyat tentu lebih penting dibandingkan dengan opsi pembangunan lainnya di tahun politik dan akhir masa jabatan Presiden, agar pemerintahan Jokowi husnul khotimah," tegas Mulyanto. (mcr28/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyebut pemerintah supertega bila menaikkan harga BBM subsisi dalam kondisi seperti sekarang ini.
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari
- DPR Ingatkan Kesbangpol Batam Seusai Buat Surat Edaran Pengumpulan Data C1
- Hasil Uji Lab Lemigas Menyatakan Kualitas Pertamax Memenuhi Spesifikasi Dirjen Migas
- Wayan Sudirta Soroti Sejumlah Persoalan di Institusi Polri Termasuk Kasus Penembakan Anggota Paskibraka di Semarang
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Sigap Atasi Kebocoran Pipa BBM di Cakung-Cilincing
- Melawan Kriminalisasi Berbau Politik di Pilkada 2024
- Fisip UPNVJ Bahas Masa Depan Jakarta setelah Ibu Kota Pindah