Konon Demo Pelajar Melibatkan 78 Sekolah, Ada Grup WhatsApp Bernama Hore
"Dalam situasi seperti ini tindakan kepada mereka jangan represif," ujarnya.
Menurut Reni pula, seharusnya bukan hanya orang tua dan guru, tetapi mesti ada instruksi yang lebih tinggi lagi seperti dari kepala dinas bahkan gubernur. Apalagi, lanjut dia, untuk SMK itu, penanganannya sudah diserahkan kepada pemerintah provinsi. "Jadi, saran saya sebaiknya gubernur DKI dan gubernur Jawa Barar harus mengeluarkan sikap tegas. Bila perlu kadis dicopot gitu ya, kalau tidak bisa menangani. Atau kepala sekolahnya dicopot kalau tidak bisa mengendalikan anak-anaknya," papar Reni.
Reni menambahkan, harus betul-betul bisa ditemukan, diputus, atau dideteksi jaringan komunikasi mereka. Sebab, lanjut Reni, ini akan menjadi bola saju yang kalau tidak ditangani cepat akan menggelinding terus dan membesar. "Jangan lupa bahwa mahasiswa pun katanya kalau saya baca di grup WhatsApp, informasinya akan terjadi lagi (aksi demonstrasi)," ujarnya.
Reni menegaskan persoalan ini harus cepat ditangani dengan cepat karena dikhawatirkan akan ditunggangi pihak yang tidak bertanggung jawab dan merugikan semua.
Lebih jauh Reni mengimbau agar orang dewasa di grup-grup WhatsApp, sekarang inilah waktunya untuk menjadi teladan mereka. "Artinya di grup memancing, memanasi, mengompori karena merkwa anak-anak kita semua," paparnya. (boy/jpnn)
Anggota DPR heran kenapa aparat tidak bisa mendeteksi sejak dini demo pelajar, Rabu (25/9) kemarin.
Redaktur & Reporter : Boy
- Polisi Masih Tahan 32 Demonstran Terlibat Kericuhan di Balai Kota Semarang
- FSGI Sebut Anak STM Punya Hak Melakukan Demonstrasi, Jangan Ditangkapi
- Undangan Beredar, Anak STM Ikut Demo 11 April di Jakarta?
- Ada 2 Kelompok Hasut Pelajar STM Mau Berdemo dan Merusuh
- Pelajar Dihasut untuk Demo, Irjen Nana Tegaskan Anak-Anak Berhak Dilindungi dari Politik
- Pelajar Rusuh saat Berunjuk Rasa Bisa Dipidana, Tetapi Hukumannya seperti Ini