Konon Dunia Bakal Makin Ketergantungan kepada Tiongkok Pascapandemi Corona
jpnn.com, TOKYO - Meski upaya pemutusan hubungan dengan Tiongkok digalakkan oleh sejumlah politisi baru-baru ini, negara berkembang terbesar di dunia tersebut akan tetap menjadi pusat manufaktur penting bagi sebagian besar perusahaan multinasional di masa mendatang.
"Memindahkan rantai pasokan keluar dari Tiongkok mungkin akan menjadi proses yang lebih rumit dan lebih bertahap dibandingkan yang terlihat," kata James Crabtree, Lektor Kepala di Fakultas Kebijakan Publik Lee Kuan Yew Universitas Nasional Singapura, dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh Nikkei Asian Review pada Rabu (20/5) lalu.
Saat ini, Tiongkok memiliki satu keuntungan yang jelas, yakni perekonomiannya terbuka untuk bisnis. Sementara itu rival-rival manufaktur Tiongkok seperti Malaysia dan India masih menjalani karantina wilayah (lockdown).
Dia menambahkan bahwa saat dunia berlomba dalam menemukan sumber masker dan alat pelindung diri (APD) yang baru, Tiongkok akan memenangi lebih banyak bisnis, alih-alih kalah.
Dalam jangka panjang, negara-negara alternatif seperti Vietnam merupakan negara yang lebih kecil dibandingkan Tiongkok dan tidak dapat menawarkan profesionalisme, cakupan, dan skala opsi manufaktur layaknya di Shenzhen dan pusat manufaktur Tiongkok lainnya, paparnya.
"Perusahaan-perusahaan global kemungkinan tidak akan tergesa-gesa menutup pabriknya di Tiongkok atau membatalkan kontrak pengadaan jika alternatif yang ada kurang andal dan lebih mahal," ungkap James.
Tang Jin, analis riset senior di Bank Mizuho, menjelaskan dalam sebuah artikel di Nihon Keizai Shimbun bahwa perusahaan-perusahaan Jepang yang melakukan proses produksi di luar negeri bermaksud menemukan biaya yang rendah atau pasar penjualan, seraya menambahkan bahwa hal yang disebut pertama itu dapat terwujud jika perusahaan itu merelokasi industri mereka ke negara-negara di Asia Tenggara.
Sementara, terkait dengan hal yang disebut belakangan, perusahaan-perusahaan Jepang telah menjadi bagian signifikan dari rantai pasokan Tiongkok, dengan ketergantungan mereka terhadap pasar Tiongkok yang besar, dan industri otomotif menjadi salah satu contohnya.
Wabah virus corona tak berpengaruh, Tiongkok akan tetap menjadi pusat manufaktur penting bagi sebagian besar perusahaan multinasional di masa mendatang.
- Halaman Belakang
- WNA China Tewas Kecelakaan di Sungai Musi, Dokter Forensik Ungkap Temuan Ini
- PT Sunthi Sepuri Tingkatkan Kapasitas dengan Sarana Produksi Modern
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Titik Pulang