Konon Tidak Mungkin Demokrat ke PDIP, Ini soal Hubungan Mega-SBY

jpnn.com, JAKARTA - Kolumnis kondang Dahlan Iskan juga menganalisis ke mana Partai Demokrat setelah mencabut dukungan kepada Anies Baswedan dan hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Adapun keputusan Demokrat buntut manuver Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh berkoalisi dengan PKB dan memilih Muhaimin Iskandar alias Cak Imin cawapres. Anies pun konon menyetujui.
Dahlan melihat opini pun berspekulasi soal akan ke mana Demokrat. Namun, situasinya serbasulit.
"Tidak mungkin Demokrat ke PDI Perjuangan (PDIP): hubungan buruk Mega-SBY begitu dalam. Ke Prabowo? Tidak mungkin punya arti," tulisan Dahlan, Disway edisi Sabtu (2/9).
Menurut Dahlan, begitu rombongan besar Golkar dan PAN masuk koalisi Gerindra, kelompok ini kuat sekali.
Secara kursi di parlemen pun, tambahan dari Demokrat tidak berarti apa-apa. Bahkan, PKB pun bisa tersisih. "Setidaknya merasa tersisih," tulisan Dahlan.
Faktanya, Muhaimin yang awalnya pede bakal digandeng Prabowo menjadi cawapres, gigit jari.
"Sebelum bus besar (Golkar-PAN) masuk, PKB adalah segala-galanya. Prabowo bisa kehilangan kendaraan untuk nyapres kalau PKB ngambek," tulisan Dahlan.
Konon Partai Demokrat tidak mungkin merapat ke PDIP mengingat hubungan buruk Mega-SBY dinilai begitu dalam. Ke Prabowo? Serbasulit.
- Kaya Gila
- Presiden Prabowo Perintahkan BNPB segera Tangani Banjir
- Bagaimana Kepastian THR untuk ASN? Sri Mulyani Sebut Nama Prabowo
- Politikus PDIP Yakin Badai PHK Tak Berhenti di PT Sritex
- Absen Saat Sidang Praperadilan Hasto, KPK Dianggap Sedang Berniat Buruk
- Ibas Sebut Penguatan Riset dan Pendidikan di Indonesia Harus Diperkuat