Konon, Tumbal itu Berupa Kepala Manusia
jpnn.com - TAHUKAH Anda? Ternyata atraksi Lompat Batu (hombo batu) hanya ada di lima desa di seluruh Kepulauan Nias.
Dan kelima desa itu seluruhnya berada di Nias Selatan. Salahsatunya di Desa Orahili Fau, desa tertua kedua di Nias --setelah Desa Gomo--. Desa ini juga desa asli asal Tari Perang yang mencekam itu.
Dame Ambarita, Nias
Akhir pekan lalu, Sumut Pos (Jawa Pos Group) bersama rombongan Indonesian Trip Advisors berkunjung ke Desa Orahili Fau. Dari Bandara Binaka Gunungsitoli ke desa ini bisa ditempuh dengan waktu 2,5 hingga 3 jam perjalanan naik mobil. Mobil bisa dirental dari bandara.
Desa Orahili Fau berada di Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Sumut. Desa ini terletak persis di bawah Desa Bawomataluo --yang sudah lebih dahulu terkenal di kalangan wisatawan sebagai Desa Adat di Nias--, meski sebenarnya Orahili Fau lebih tua dibanding Bawomataluo. Nenek moyang warga kedua desa ini awalnya adalah ’kakak beradik’ marga Fau.
Desa Orahili Fau berada di dataran sekitar tiga meter di atas jalan lintas antar desa. Gerbangnya bisa ditemukan setelah kita menaiki sejumlah anak tangga.
Saat rombongan tiba pukul 10 pagi --setelah sehari sebelumnya bermalam di Pantai Sorake yang indah--, Desa Orahili Fau tampak meriah dengan kegiatan puluhan warganya. Mereka sedang bersiap untuk pertunjukan atraksi tari perang dan lompat batu, yang akan ditampilkan khusus bagi rombongan trip.
Saat rombongan lewat, warga desa memasang wajah ramah dan murah senyum. ”Yahowuuuu... (selamat),” sapa mereka dengan senyum mengembang.
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara