Konselor Sebut Kesehatan Mental Keluarga Terancam Akibat Pandemi

Hal itu bisa menjadi pemicu dan cenderung menyebabkan tingkat stres yang lebih tinggi. Stres adalah kondisi di mana adanya gap antara harapan dan kenyataan.
"Harapannya adalah dengan adanya penghasilan bisa digunakan untuk menafkahi keluarga, akan tetapi realitanya penghasilannya berkurang cenderung memicu emosi atau pikiran negatif," ungkap Dini.
Menurut dia juga, saat seseorang berpikiran/memiliki emosi negatif, maka dia membutuhkan sarana untuk menyalurkan hal-hal tersebut.
Dini menjelaskan jika di saat yang sama ada anggota keluarga yang memicu stres seperti istri yang tidak pengertian, atau anak yang merongrong minta uang maka hal ini bisa bisa berdampak pada adanya hubungan yang tidak harmonis antar satu sama lain.
"Anggota keluarga bisa menjadi samsak dari emosi atau pikiran negatif yang dirasakan," ucap Dini. (mcr10/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Konselor dari Rumah Konseling Dini Hanifa, S.Tr., S.Psi. menyebut perkembangan kesehatan mental keluarga cukup rentan di masa pandemi.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- Ini Langkah Strategis Bea Cukai Memperkuat Peran UMKM dan IKM dalam Ekosistem Ekspor
- Respons Pemerintah Dinilai Mampu Melindungi Ekonomi Indonesia dari Kebijakan AS
- Cerita Presiden Prabowo Punya Tim Pertanian Hebat, Apresiasi Kinerja Kementan
- Soal Tarif Trump, Wali Kota Semarang Sebut Ekonomi Global Sedang Goro-Goro
- Antisipasi Dampak Tarif Resiprokal AS, Prabowo Perintahkan Bentuk Satgas PHK
- Begini Respons Gubernur Riau soal PHK 3.100 Pekerja PT Pulau Sambu