Konsep Hankam Jokowi Dinilai Lemah
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi politik, Kusfiardi menyoroti lemahnya konsep dan pandangan Joko Widodo alias Jokowi mengenai hankam. Hal itu terlihat dalam debat pilpres keempat pada Sabtu (30/3) kemarin.
Menurut Kusfiardi, petahana semestinya memiliki visi dan pandangan yang matang soal Hankam. Namun, saat capres 02 Prabowo Subianto bertanya tentang alokasi anggaran pertahanan yang relatif kecil, Jokowi malah menjawab bahwa hal itu bisa diatasi dengan membangun investasi di bidang alutsista.
“Jawaban Jokowi itu menunjukkan bahwa alokasi anggaran pertahanan tidak masuk dalam prioritas, kemudian menggunakan pendekatan investasi untuk pertahanan dan keamanan juga kurang tepat,” kata Kusfiardi di Jakarta, Senin (1/3).
Kuasfiardi menjelaskan, pendekatan investasi untuk pertahanan nasional memiliki bias korporasi. Karena investasi lebih dominan pertimbangan untung rugi yang lazim berlaku dalam dunia bisnis.Sementara pertahanan, menurut Kusfiardi menjadi aspek penting dan vital bagi sebuah negara.
Untuk itu, menurut dia, tantangan kebijakan pertahanan nasional kedepan membutuhkan keberpihakan, sinergi dan kolaborasi untuk bisa benar-benar mewujudkan pertahanan yang melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. “Nampaknya itu semua tidak dimiliki petahana,” pungkas dia. (dil/jpnn)
Pengamat ekonomi politik, Kusfiardi menyoroti lemahnya konsep dan pandangan Joko Widodo alias Jokowi mengenai hankam.
Redaktur & Reporter : Adil
- Jokowi Masuk Daftar Pimpinan Korup, PBNU: Apakah Lembaganya Kredibel?
- Jokowi Absen Pertemuan Eks Gubernur Jakarta, PDIP: Malu Namanya Masuk Daftar OCCRP
- Sugeng Budiono Apresiasi Kritik Haidar Alwi Terhadap Survei OCCRP
- Akademisi Nilai Daftar Tokoh Terkorup OCCRP Tidak Jelas Ukurannya
- Palang Rel
- Jokowi Masuk Daftar Pemimpin Korup versi OCCRP, BCW Desak KPK Lakukan Penyelidikan