Konsorsium Blockchain ASEAN Akhirnya Dibentuk
jpnn.com, JAKARTA - ASEAN Blockchain Consortium (ABC) yang bertujuan membina dan memperkuat hubungan lintas batas dalam mempromosikan teknologi blockchain akhirnya terbentuk.
Penggagasnya ialah Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI), Asosiasi Blockchain Singapura (BAS), Asosiasi Teknologi Ledger Terdistribusi Filipina (DLTAP), Pusat Bisnis dan Keuangan Internasional Labuan (Labuan IBFC), Asosiasi Perdagangan Operator Aset Digital Thailand (TDO), dan Blockchain Australia (BA).
Penandatangan memorandum of understanding (MoU) itu memiliki tujuan dan sasaran yang sama, yaitu melayani kepentingan publik di bidang teknologi blockchain.
MoU ini juga bertujuan lebih meningkatkan kerja sama di antara enam organisasi untuk membawa industri ke tingkat yang lebih tinggi.
Caranya ialah melalui kontribusi mereka terhadap pengembangan industri blockchain dan aset digital.
Organisasi-organisasi blockchain itu akan bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran dan meningkatkan adopsi penggunaan teknologi blockchain.
Mereka juga akan terlibat dengan regulator untuk memastikan kepatuhan hukum terhadap peraturan yang ditetapkan dengan semestinya.
Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Muhammad Deivito Dunggio menjelaskan, kebangkitan teknologi blockchain di dunia tidak dapat dihindari.
ASEAN Blockchain Consortium (ABC) yang bertujuan membina dan memperkuat hubungan lintas batas dalam mempromosikan teknologi blockchain akhirnya terbentuk.
- Sambut 2025, Troben Resmi Ganti Logomark
- Equnix Apresiasi Penggerak Teknologi Mandiri di Indonesia
- PINTAR Kantongi Lisensi Resmi sebagai P3MI, Hubungkan Indonesia ke Dunia
- Perkuat Kolaborasi ZIS di ASEAN, ICONZ ke-8 Hasilkan 5 Resolusi Strategis
- ASUS Zenbook DUO Hadirkan Inovasi Layar Ganda, Cocok untuk Produktivitas Maksimal
- Upbit: Keterampilan Teknis-Soft Skills Penting untuk Berkarier di Industri Blockchain