Konstruktivisme & Deep Learning dalam Kurikulum Merdeka: Membangun Pemahaman Matematika yang Lebih Bermakna

Oleh: Kurnia Putri Sepdikasari Dirgantoro

Konstruktivisme & Deep Learning dalam Kurikulum Merdeka: Membangun Pemahaman Matematika yang Lebih Bermakna
Mahasiswa S3 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Dosen Universitas Pelita Harapan (UPH) Kurnia Putri Sepdikasari Dirgantoro. Foto: source for jpnn

Misalnya, dalam pembelajaran geometri, siswa tidak langsung diberikan definisi tentang suatu bangun ruang, tetapi diberikan kesempatan untuk menyusun model sendiri dan menemukan sifat-sifatbangun ruang tersebut melalui eksplorasi. Hal ini memungkinkan mereka untuk memahami konsep bangun ruang secara lebih mendalam dibandingkan dengan sekadar menghafal definisi yang diberikan guru.

Dengan demikian, integrasi konsep deep learning dan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika berpotensi meningkatkan pemahaman siswa secara lebih mendalam. Dengan mendorong siswa untuk aktif membangun pengetahuan mereka sendiri, pembelajaran tidak hanya menjadi lebih bermakna tetapi juga lebih menyenangkan.

Terkait dengan Kurikulum Merdeka yang saat ini dijalankan, kita dapat melihat bahwa Kurikulum Merdeka mampu memberikan peluang besar untuk menerapkan prinsip-prinsip ini. Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga sejalan dengan prinsip deep learning dan konstruktivisme.

Dalam Kurikulum Merdeka, pendekatan yang digunakan lebih berpusat pada siswa, memungkinkan siswa mengeksplorasi konsep secara lebih mendalam dan membangun pemahaman berdasarkan pengalaman belajar yang autentik. Hal ini sesuai dengan prinsip konstruktivisme yang menekankan bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang diberikan secara pasif, tetapi dikonstruksi oleh siswa melalui interaksi dan refleksi.

Prinsip pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka juga sejalan dengan pembelajaran deep learning yang menekankan tiga aspek utama, yaitu mindful, meaningful, dan joyful.

Artinya, dalam pembelajaran matematika, guru harus memastikan bahwa pembelajaran dilakukan dengan penuh kesadaran dan menghargai proses berpikir siswa (mindful), membantu siswa memahami manfaat matematika dalam kehidupan nyata sehingga pembelajaran tidak sekadar hafalan (meaningful), serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam memahami konsep-konsep matematika (joyful).

Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini, pembelajaran matematika dapat menjadi lebih bermakna bagi siswa.

Jadi, bagi para pendidik matematika, sadarilah bahwa peran Anda sangatlah penting dalam membangun generasi yang kritis, kreatif, dan inovatif. Jangan pernah ragu untuk mengeksplorasi pendekatan baru yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Jadilah fasilitator yang menginspirasi siswa untuk berpikir, menemukan, dan menciptakan.

Dalam konteks pembelajaran, deep learning mengacu pada pemahaman yang mendalam dan berkelanjutan, bukan sekadar menghafal rumus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News