Konsumen dan Industri Vape Merespons Positif Studi Terbaru Cochrane
jpnn.com, JAKARTA - Hasil studi terbitan Cochrane menyebutkan rokok elektrik tidak ditemukan dampak yang berpotensi buruk atau membahayakan kesehatan sebagai bagian dari proses berhenti merokok.
Dalam riset tersebut disebutkan, bahwa vape berunsur nikotin sekalipun 95 persen lebih efektif daripada rokok tembakau dan dapat menyetop kebiasaan orang-orang dalam merokok konvensional.
“Meski tetap bukan berarti bebas risiko, serta tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak atau remaja,” ujar Dr Jamie Hartmann-Boyce, seorang profesor di University of Oxford sekaligus Editor dari Cochrane Tobacco Addiction Group.
Sejumlah konsumen rokok elektrik yang menghadiri acara Just RELaX beberapa waktu lalu di Bandung juga menyampaikan pendapatnya terkait hasil studi tersebut.
“Sudah baca dari banyak media hasil riset tersebut, tentu memberikan saya rasa lega dan semakin yakin atas pilihan mengganti rokok tembakau ke rokok elektrik,” ucap Rizal yang sudah beralih ke vape selama enam bulan.
Hal serupa disampaikan Aswin, sebagai konsumen vape lama, hasil riset ini bisa membantu saya untuk mengajak kerabat terdekat untuk beralih juga ke rokok elektrik.
“Tentunya tetap harus memilih yang sudah terbukti berkualitas, ya,” katanya.
Terpisah, General Manager RELX Indonesia, Yudhi Saputra menyatakan keyakinannya terhadap produk alternatif ini memiliki potensi manfaat yang besar untuk para perokok dewasa.
Hasil riset ini bisa membantu untuk mengajak kerabat terdekat untuk beralih juga ke rokok elektrik.
- Kenaikan HJE Rokok Tidak Mendukung Upaya Prokesehatan
- Pemerintah Diharapkan Memperhatikan Industri Tembakau setelah Terbit PP Kesehatan
- Pasar Meningkat, Pemain Baru Rokok Elektrik Bermunculan
- Bea Cukai Sumbagtim Musnahkan Barang Ilegal, Kerugian Capai Rp 467,3 Miliar
- Bea Cukai Madura Musnahkan Rokok dan Miras Tanpa Pita Cukai Senilai Rp 49,1 Miliar
- Bea Cukai Merauke Musnahkan BMNN Hasil Penindakan, Ada Rokok hingga Kulit Buaya