Konsumen Sebut Aturan Pelabelan BPA Hanya Gimmick Persaingan Usaha

“Itu belum ada penelitiannya. Itu hanya dugaan-dugaan saja,” katanya.
Dia mengibaratkan isu itu seperti mecin yang dilarang karena disebut-sebut bisa memicu penyakit kanker. “Katanya bisa meracuni, tapi kan harus ada bukti-buktinya juga. Jadi, belum ada temuan-temuan apakah AMDK itu terkait dengan infertilitas,” ucapnya.
Dokter spesialis anak yang juga Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr.dr. Rini Sekartini, Sp.A (K) juga mengatakan hingga saat ini belum ada bukti bahwa air galon guna ulang biru bisa menyebabkan penyakit autis pada anak.
“Tidak ada kajian tentang pengaruh air dari galon guna ulang dengan penyakit autis pada anak. Sebab, belum ada buktinya juga,” ujarnya.
Dia menuturkan bahwa autis atau autisme itu merupakan masalah atau gangguan perilaku pada anak yang disebabkan banyak faktor, salah satunya faktor genetik.(dkk/jpnn)
Salah seorang konsumen AMDK galon guna ulang bernama Amran mengatakan tidak peduli dengan adanya aturan-aturan pelabelan BPA itu.
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad
- KAI Logistik Optimalkan Distribusi Air Mineral Dalam Kemasan
- KKI Temukan 40% Galon Guna Ulang Sudah Berusia di Atas 2 Tahun, Ini Bahayanya
- KKI: 75% Distribusi Galon Guna Ulang Tidak Penuhi Standar Keamanan
- Riset Terbaru USU Perkuat Deretan Bukti Ilmiah, BPA Tidak Terdeteksi pada AMDK
- Penelitian Terbaru USU: BPA Tak Terdeteksi pada AMDK yang Terpapar Sinar Matahari
- Survei KKI: Konsumen Desak Pelabelan BPA pada Galon Guna Ulang Dipercepat