Konsumsi dan Produksi Minyak Timpang, Defisit Terus Membesar
Minggu, 11 Agustus 2019 – 08:28 WIB

Ilustrasi eksplorasi migas. Foto: Kaltim Post/JPNN
Salah satu yang menjadi faktor utama minat investor bertahan adalah kepastian regulasi.
’’Investor selama 30 tahun ingin dapatkan kepastian karena mengeluarkan dana yang luar biasa besar. Dalam jangka waktu itu (investasinya) bisa kembali, bahkan bisa profit. Regulatory certainty sesuatu yang sangat ditunggu,’’ ungkap Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf.
Pertamina EP sendiri telah mempunyai lima proyek EOR di lapangan migas perseroan guna meningkatkan produksi. (vir/ken/rin/c14/oki)
Produksi minyak siap jual (lifting) hingga semester pertama 2019 baru mencapai 752 ribu barel per hari (bph).
Redaktur & Reporter : Ragil
BERITA TERKAIT
- Komisi XII DPR Puji Langkah Strategis Pertamina untuk Capai Target di 2025
- Metode Steamflood PHR, Inovasi Anak Bangsa untuk Ketahanan Energi Nasional
- Pertamina Hulu Rokan Catatkan Lifting Minyak 58 Juta Barel Sepanjang 2024
- Konsorsium PHE, Sinopec & KUFPEC Teken Kontrak PSC Wilayah Kerja Melati, Ini Targetnya
- 5 Tahun ke Depan Prospek Investasi Hulu Migas di Indonesia Diprediksi Cerah
- 9 Ribu Peserta Ramaikan Supply Chain & National Capacity Summit Jakarta 2024