Konsumsi Listrik Terus Cetak Rekor

Konsumsi Listrik Terus Cetak Rekor
Konsumsi Listrik Terus Cetak Rekor
PLTU 1 Jawa Barat-Indramayu mulai dikerjakan sejak 2007 oleh kontraktor pelaksana konsorsium China National Machinery Industry Corp (SINOMACH), China National Electric Equipment Corp (CNEEC), dan PT Penta Adi Samudera. Pendanaan senilai USD 696 juta dan Rp 1,49 triliun dipenuhi oleh konsorsium China Construction Bank serta konsorsium bank lokal Indonesia yang dipimpin BNI dengan anggota Mandiri, BCA, dan BRI. "PLTU Indramayu ini saya nilai sebagai yang terbaik di antara proyek 10.000 MW," kata Dahlan.

Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan bahwa ketersediaan infrastruktur listrik memang menjadi salah satu prioritas pemerintah. "Jika kita menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen, maka jumlah tambahan pasokan listrik harus mencapai 9 hingga 10 persen per tahun," ujarnya.

Dengan kapasitas pembangkit listrik yang kini mencapai kisaran 30.000 MW, maka dibutuhkan paling tidak tambahan 3.000 MW setiap tahun. "Itu baru untuk mencukupi pertumbuhan ekonomi, belum yang lain. Jadi, proyek pembangkit listrik harus jalan terus," katanya.

Hatta menyebut, ketika Indonesia masih dalam fase krisis listrik beberapa tahun lalu, pertumbuhan industri manufaktur hanya mampu mencapai kisaran 2 persen. Namun, dengan makin terpenuhinya pasokan listrik, industri manufaktur pada kuartal ke dua tahun ini sudah mampu tumbuh hingga 6 persen.

INDRAMAYU - Tumbuhnya perekonomian Indonesia ikut mengerek konsumsi listrik nasional. Bahkan, untuk sistem kelistrikan Jawa Bali, konsumsi listrik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News