Konsumsi Rumah Tangga Kontributor Terbesar Pertumbuhan Ekonomi
jpnn.com, JAKARTA - Ramadan dan Idulfitri diprediksi membuat konsumsi rumah tangga pada kuartal pertama dan kedua 2019 lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
’’Selain itu, ada belanja dari libur anak sekolah dan penyaluran bantuan sosial (bansos) yang lebih cepat pada awal tahun ini,’’ kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara, Rabu (24/4).
Menurut Suahasil, dorongan utama terjadi saat Ramadan dan Idulfitri yang jatuh pada Mei dan Juni mendatang.
Selama inflasi bisa dijaga rendah, daya beli masyarakat bakal membaik. Karena itu, harga-harga pada momen Ramadan dan Idulfitri harus terkontrol.
Dengan demikian, potensi kenaikan konsumsi rumah tangga tidak tertahan inflasi yang terlalu tinggi.
Konsumsi rumah tangga sejauh ini masih menjadi kontributor besar pada pertumbuhan ekonomi, yakni 56 persen.
Karena itu, pemerintah tidak boleh kehilangan momentum kenaikan konsumsi rumah tangga bila ingin menggenjot pertumbuhan.
Sebab, konsumsi pemerintah dan lembaga nonprofit melayani rumah tangga (LNPRT) saja tidak cukup meski 2019 adalah tahun pemilu.
Ramadan dan Idulfitri diprediksi membuat konsumsi rumah tangga pada kuartal pertama dan kedua 2019 lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
- Hilirisasi Mineral, Strategi Utama Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8%
- Alumni ITB Diimbau Mendukung Target Pertumbuhan Ekonomi Nasional 8%
- Wamen Stella Cristie Dorong Insentif Dosen untuk Penelitian
- Percepat Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Pergerakan Advokat Usulkan Pembentukan 2 Omnibus Law
- Menko Airlangga Yakin Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Bisa Dicapai
- Sebut Transmigran Sebagai Patriot, AHY Ajak Putra-Putri Ikut Bangun Pertumbuhan Ekonomi