Konsumsi Rumah Tangga Masih Jadi Penyumbang Utama PDB
jpnn.com, JAKARTA - Aktivitas konsumsi selama Ramadan hingga Lebaran akan menimbulkan transaksi ekonomi yang merata, baik di kota maupun di desa.
Pembayaran zakat juga akan menaikkan kemampuan konsumsi rumah tangga masyarakat miskin.
Dampaknya, aktivitas ekonomi dan konsumsi terjadi tak hanya oleh masyarakat dengan daya beli yang tinggi, tetapi juga dirasakan masyarakat yang daya belinya rendah.
”Sebenarnya Lebaran itu tidak hanya meningkatkan konsumsi, tetapi sebelumnya didahului dengan meningkatnya aktivitas produksi untuk mengantisipasi kenaikan demand. Ini terjadi di berbagai daerah sehingga pertumbuhan ekonomi bisa terdorong dengan lebih baik,” papar ekonom DBS Indonesia Maysita Crystallin.
BACA JUGA: Ekspor CPO Tumbuh, Tetapi Belum Maksimal
Menurut perempuan yang kerap disapa Sita itu, momentum Ramadan dan Lebaran harus dijaga dengan keamanan yang baik.
Apalagi, konsumsi rumah tangga masih menjadi salah satu kekuatan utama penyumbang produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Kontribusi konsumsi rumah tangga yang biasanya lebih dari 50 persen setiap kuartal diyakini akan mencapai peak pertumbuhannya pada kuartal II ini.
Aktivitas konsumsi selama Ramadan hingga Lebaran akan menimbulkan transaksi ekonomi yang merata, baik di kota maupun di desa.
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Buntut PPN 12 Persen, Pemerintah Bebaskan PPH ke Pekerja Padat Karya
- Ternyata Daging hingga Listrik Kena PPN 12 Persen, Begini Kriterianya
- Tarif PPN Resmi jadi 12 Persen, Sri Mulyani: Masih Relatif Rendah
- Menkeu: APBN Defisit Rp 401 Triliun
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025