Konsumsi Telur Naik 15 Persen
Kamis, 14 Juli 2011 – 06:19 WIB
Hartono menambahkan, kenaikan harga yang tinggi biasanya disebabkan faktor transportasi, yakni pendistribusian telur antar daerah. Selain biaya pengiriman, tidak ada faktor lain yang mendorong kenaikan harga. Sebab, selama dua bulan terakhir telah terjadi kenaikan harga telur akibat beberapa faktor. Di antaranya, kenaikan harga pakan dan pengurangan jumlah induk ayam di kalangan peternak.
Baca Juga:
Berdasar data Kementerian Perdagangan, harga telur menunjukkan tren peningkatan sejak awal 2011. Januari lalu, harga rata-rata untuk telur ayam ras Rp 16.398 per kilogram, Februari Rp 16.465 per kilogram, Maret Rp 16.392 per kilogram, April Rp 16.057 per kilogram, sedangkan Mei turun menjadi Rp 15.862 per kilogram. Harga kembali meningkat pada Juni menjadi Rp 16.469 per kilogram, berlanjut pada pekan pertama Juli sebesar Rp 17.897 per kg.
Secara berturut-turut sejak 11 Juli sampai 13 Juli lalu, rata-rata harga telur berfluktuasi mulai Rp 18.136 per kilogram, Rp 18.185 per kilogram, dan Rp 17.943 per kg. Rata-rata harga pada Juli tercatat Rp 17.960 per kilogram atau baik dibanding rata-rata Juni sebesar 9,06 persen. (res/fat)
JAKARTA - Konsumsi telur diperkirakan meningkat sampai 15 persen pada Bulan Puasa dan Lebaran. Dalam kondisi normal, permintaan telur mencapai 120
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- ASDP Catat Lebih dari 1.400 Kendaraan Menyeberang menuju Pulau Samosir Libur Nataru 2024-2025
- Tingkatkan Profit UMKM Lewat Digitalisasi dan Pelatihan Pasar
- Dukung Reformasi Berkelanjutan di Bea Cukai, Bappisus Tekankan Pentingnya Kolaborasi
- Jamkrindo Bantu Pelaku UMKM yang Sulit Dapat Akses Modal Perbankan
- Bea Cukai Kalbagsel dan Instansi Terkait Dukung Pelaku Usaha Lokal Tingkatkan Ekspor
- Mohon Diperhatikan, Insentif Pemerintah Tidak Cukup Bantu Masyarakat